REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perusahaan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, menggugat NASA atas keputusan untuk memberikan kontrak pendarat bulan senilai 2,9 miliar dolar AS kepada SpaceX milik Elon Musk. Perusahaan mantan bos Amazon itu mengatakan ada masalah mendasar dengan kesepakatan itu dan menyebutnya tidak adil.
Perselisihan tersebut bermula dari keputusan pada bulan April untuk menyerahkan kesepakatan kepada satu perusahaan, bukan dua seperti yang diharapkan, karena kekurangan dana. NASA belum berkomentar, tetapi mendapat dukungan dari pengawas federal.
Dalam pengajuan pengadilan pada hari Jumat, Blue Origin mengatakan terus percaya bahwa dua penyedia diperlukan untuk membangun sistem pendaratan, yang akan membawa astronot ke permukaan Bulan pada awal 2024. Blue Origin juga menuduh NASA melakukan penilaian yang melanggar hukum dan tidak tepat atas proposalnya selama proses tender.
"Kami sangat yakin bahwa masalah yang diidentifikasi dalam pengadaan ini dan hasilnya harus ditangani untuk memulihkan keadilan, menciptakan persaingan, dan memastikan kembalinya ke Bulan dengan aman untuk Amerika," kata Blue Origin, dilansir di BBC, Selasa (17/8).
Pada saat pemberian penghargaan, kepala eksplorasi manusia NASA, Kathy Lueders, mengakui bahwa anggaran badan antariksa saat ini menghalanginya untuk memilih dua perusahaan. Hal itu dinyatakan setelah Kongres memberikannya hanya 850 juta dolar AS dari 3,3 miliar dolar AS yang diminta untuk proyek tersebut.
NASA juga mengutip catatan misi orbital yang terbukti oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk sebagai salah satu faktor dalam penghargaan tersebut. Biaya juga dianggap berperan terkait tawaran SpaceX adalah yang paling murah menurut jarak tertentu.
Pada bulan Juli, Bezos menawarkan untuk menutupi hingga 2 miliar dolar AS biaya NASA agar dapat dipertimbangkan kembali untuk kontrak tersebut. Namun, penawarannya ditolak.
Sementara itu, pengawas AS, Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO), menolak keluhan dari Blue Origin dan kontraktor pertahanan Dynetic, dengan mengatakan bahwa NASA tidak bertindak semestinya dalam menyerahkan kontrak hanya kepada satu perusahaan. NASA harus mengajukan tanggapan atas tindakan hukum tersebut paling lambat 12 Oktober.
Sementara, SpaceX belum mengomentari gugatan tersebut. Di bawah program Artemis, NASA berharap untuk mengembalikan manusia ke bulan untuk pertama kalinya sejak 1972.
"Langkah kritis ini menempatkan umat manusia pada jalur eksplorasi bulan yang berkelanjutan dan mengarahkan mata kita pada misi lebih jauh ke tata surya, termasuk Mars," kata Lueders.