Kamis 12 Aug 2021 22:19 WIB

Apa Penyebab Sindrom Peradangan Multisistem Covid-19 Anak?

Sindrom peradangan multisistem mengusik anak-anak yang positif Covid-19.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau bengkak akibat kedinginan dihubungkan dengan sindrom peradangan multisistem pada anak yang positif Covid-19.
Foto: Newsflash / Consejo Jenderal De Colegios Ofic
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau bengkak akibat kedinginan dihubungkan dengan sindrom peradangan multisistem pada anak yang positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim peneliti dari Mount Sinai Hospital, New York, Amerika Serikat mengklaim telah menemukan petunjuk yang menyebabkan kasus langka sindrom peradangan multisistem (MIS-C) yang terjadi pada anak-anak positif Covid-19. Sindrom tersebut berpotensi membuat anak berisiko mengalami kondisi serius.

Multisistem inflamatory syndrome in children biasanya muncul beberapa pekan setelah anak jatuh sakit akibat Covid-19 atau memiliki kontak dengan pengidap penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 tersebut. Anak berisiko mengalami kerusakan organ akibat respons peradangan tubuh yang berlebihan.

Baca Juga

Selama ini, MIS-C diduga terjadi terkait autoimun. Namun, gen spesifik, jalur, dan jenis sel yang berperan dalam sindrom peradangan multisistem tersebut masih belum diketahui.

Temuan tim Mount Sinai Hospital yang dipublikasikan pada Rabu di jurnal Nature Communications mengungkap petunjuk yang lebih jelas tentang MIS-C. Ketika melakukan pengurutan genetik dari sampel darah anak pengidap Covid-19 yang mengalami sindrom tersebut, mereka memantau adanya penurunan kemampuan sel pembunuh alami alias natural killer (NK) dan "kelelahan" pada subtipe sel T (CD8+).

"Studi kami melibatkan kelelahan sel T pada pasien MIS-C dan kondisi itulah yang menjadi pendorong potensial terjadinya penyakit tersebut," kata salah satu peneliti sekaligus Asisten Profesor Genetika dan Ilmu Genomik di Icahn School of Medicine Gunung Sinai, Noam Beckmann, dikutip dari Fox News pada Kamis (12/8).

Peningkatan, baik pada sel NK maupun sirkulasi sel T CD8+ yang kelelahan, dapat mendorong gejala peradangan MIS-C. Kondisi tersebut diyakini berkontribusi pada kemunculan peradangan tubuh yang berbahaya pada pasien MIS-C dalam beberapa pekan setelah awal terinfeksi SARS-CoV-2.

Sel CD8+ T sebelumnya tampak memasuki keadaan "kelelahan" setelah terus-menerus terpapar patogen. Sel kemudian kehilangan efektivitas maupun kemampuannya untuk memperbanyak diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement