Jumat 30 Jul 2021 12:43 WIB

Tambang Batu Bara Sedot Sumber Air di India Hingga Kering

Warga India sekitar pertambangan harus menggali sumur hingga 200 m untuk mendapat air

Tambang Batu Bara (ilustrasi)
Foto:

Pandemi mempersulit situasi

Sementara itu, kehancuran ekonomi akibat pandemi COVID-19 telah membuat fasilitas pompa desa tersebut sulit untuk tetap beroperasi. “Kami  mendapat tagihan listrik sekitar 400.000 Rupee ( sekitar 78 juta rupiah) dan tagihan listrik ini sepenuhnya untuk operasi instalasi pengolahan air,” kata Subhash Tukaram Gaurkar, anggota senior dewan desa Payali Bhatali.

Warga desa itu telah meminta agar perusahaan pertambangan batu bara Western Coalfields Limited untuk membayar jumlah tagihan yang tertunggak. "Orang-orang kehilangan pekerjaan karena COVID-19, dan tidak punya uang untuk makan. Bagaimana kita akan membayar tagihan ini?" tanya Gaurkar.

Western Coalfields, satu dari delapan anak perusahaan CIL, tidak dapat dihubungi untuk menjawab permohonan wawancara melalui sambungan telepon yang diajukan kantor berita Reuters. Tapi seorang pejabat CIL memberi tahu Reuters perusahaan punya tanggung jawab sosial yang mewajibkan perusahaan untuk menyediakan air.

Pihak perusahaan membangun infrastruktur serta mencakup biaya operasi dan pemeliharaannya untuk jangka waktu tetap, namun untuk membayar tagihan, tergantung ketersediaan dana, tambah pejabat itu.

Memompa air dari sungai adalah metode yang kini digunakan di wilayah pertambangan batu bara, meskipun sistemnya masih memiliki kekurangan.

Di Ramgarh, Jharkhand, para pejabat berlomba memasok air keran ke 150.000 rumah tangga di pedesaan. Target yang ditetapkan oleh pemerintah federal tersebut harus bisa tercapai hingga tahun 2024. Rajesh Ranjan, seorang insinyur departemen air minum dan sanitasi Jharkhand mengatakan targetnya sekitar 54.000 rumah hingga akhir Juli ini.

Suresh Chopane, presiden organisasi nirlaba Green Planet Society, yang bermarkas di Chandrapur memperingatkan sungai-sungai itu sudah  sekarat. "Mereka memberi makan industri dan kota. Ini bukan sistem yang berkelanjutan," katanya.

Sementara itu B. Sairam, direktur eksekutif pembangunan masyarakat CIL, mengatakan perusahaannya menyediakan air di kawasan pertambangan untuk digunakan oleh masyarakat, termasuk untuk keperluan minum dan irigasi. Sekitar 220 juta meter kubik air dari lubang tambang setiap tahunnya mengalir ke komunitas lokal.

Menunggu penambangan berhenti beroperasi

Pakar pertambangan mengatakan masalah kelangkaan air di daerah yang kaya akan batu bara, biasanya terselesaikan setelah aktivitas penambangan berakhir. "Air mulai menyimpan lagi cadangan  di (bekas) area pertambangan, air tanah di sekitarnya terisi ulang lagi dan area pertambangan penuh lagi dengan air," kata Jayant Bhattacharya, profesor teknik pertambangan di Institut Teknologi Kharagpur India.

Di Pundi, penduduk desa mengatakan sebuah tangki besar sedang didirikan untuk memasok air dari pertambangan tertutup milik Central Coalfields Limited, anak perusahaan CIL lainnya. “Tapi pemandangan air dari masa kecil saya tidak akan kembali. Air yang mengalir dari kanal-kanal itu dulu bersih sekali, Itu tidak mungkin kembali lagi," kata Besra.

 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/kelangkaan-air-hantui-wilayah-pertambangan-batu-bara-india/a-58659600

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement