REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desa-desa di kawasan pertambangan batu bara di India mengalami kelangkaan air hingga tingkat ekstrem. Perusahaan tambang berkewajiban menyediakan pasokan air, namun tak kunjung menyelesaikan masalah.
Ketika masih kanak-kanak, Fagu Besra kerap berenang di anak sungai dan minum 'air manis dan dingin' dari sumur di desanya Pundi, di timur India. Namun kini, tidak ada lagi air yang tersisa.
Hal ini dialami banyak bagian di distrik kaya batu bara Ramgarh di negara bagian Jharkhand. Pertambangan bahan bakar yang berpolusi telah menyedot banyak air hingga kering dari sumber mata air yang dulunya berlimpah.
"Air, dulu tidak pernah mengering di aliran sungai dan kanal, bahkan di musim panas. Sumur kami dulu selalu memiliki air, meskipun hanya tiga meter dalamnya,” tutur Besra, yang kini berusia 50 tahun kepada kantor berita Reuters.
"Kami sekarang mendapatkan air dari sumur-sumur yang dalamnya dua ratusan meter,“ tambah aktivis politik itu, yang sudah bertahun lamanya kampanye melawan operasi pertambangan.
Himanshu Thakkar, dari organisasi nonprofit, Jaringan Bendungan, Sungai dan Manusia Asia Selatan mengatakan, saat batu bara di tambang digali, rongga yang terbentuk akan terisi dengan air tanah, yang kemudian harus dipompa keluar. "Hal ini telah mengakibatkan penipisan jumlah air tanah di semua area pertambangan, di samping masalah pencemaran" katanya.
Hilangnya vegetasi karena pembuatan jalan ke area pertambangan juga menambah rumitnya persoalan. Penduduk Pundi harus menggali tanah lebih dalam di dekat sungai, atau membeli air dari perusahaan untuk mengatasi kelangkaan air.
India adalah produsen batu bara terbesar kedua di dunia setelah Cina, namun tak merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan energi industri domestiknya. Itulah sebabnya, pemerintah terus meningkatkan produksi batu bara.
Perusahaan batu bara terbesar di negeri itu, Coal India Limited (CIL) berencana memproduksi satu miliar ton batu bara hingga tahun 2024, naik dari sekitar 800 juta ton. Rencana itu termasuk meningkatkan pasokan air bagi masyarakat lokal sebagai bagian dari upaya untuk melindungi masyarakat dan lingkungan.
Tetapi, para pengampanye lingkungan dan peneliti mengatakan, upaya itu gagal dalam memitigasi dampak pertambangan pada sumber daya alam. Air tanah adalah sunber kehidupan air India. Situasi akan terus semakin buruk.
"Kita perlu melindungi daerah resapan alami, tapi kita bahkan belum melakukannya," kata aktivis Thakkar.