REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investigasi jurnalistik menemukan bukti perangkat lunak berbahaya yang digunakan oleh pemerintah di seluruh dunia. Perangkat lunak ini dituding memata-matai individu terkemuka.
Dari daftar lebih dari 50 ribu nomor telepon, wartawan mengidentifikasi lebih dari 1.000 orang di 50 negara yang dilaporkan di bawah pengawasan menggunakan spyware Pegasus. Perangkat lunak ini dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group dan dijual kepada klien pemerintah. Di antara target yang dilaporkan dari spyware adalah wartawan, politisi, pejabat pemerintah, kepala eksekutif dan aktivis hak asasi manusia (HAM).
Ada beberapa cara untuk menghindari spyware ini. Pencegahan ini tidak hanya ke Pegasus tetapi juga serangan berbahaya lainnya:
- Hanya buka tautan dari kontak dan sumber yang dikenal dan terpercaya. Pegasus disebarkan ke perangkat Apple melalui tautan iMessage. Ini adalah teknik yang sama yang digunakan oleh banyak penjahat dunia maya untuk distribusi malware dan penipuan. Saran yang sama berlaku untuk tautan yang dikirim melalui email atau aplikasi perpesanan lainnya.
- Pastikan perangkat Anda diperbarui dengan patch dan peningkatan yang relevan.
- Jika Anda menggunakan Android, jangan mengandalkan pemberitahuan versi baru sistem operasi. Periksa sendiri versi terbarunya, karena pabrikan perangkat Anda mungkin tidak menyediakan pembaruan.
- Anda harus membatasi akses fisik ke telepon Anda. Lakukan ini dengan mengaktifkan pin, jari, atau penguncian wajah pada perangkat.
- Hindari layanan WiFi publik dan gratis (termasuk hotel), terutama saat mengakses informasi sensitif. Penggunaan VPN adalah solusi yang baik ketika Anda perlu menggunakan jaringan semacam itu.
- Enkripsi data perangkat Anda dan aktifkan fitur penghapusan jarak jauh jika tersedia. Jika perangkat Anda hilang atau dicuri, Anda akan mendapatkan kepastian bahwa data Anda dapat tetap aman.