REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kawasan hutan seperti Hutan Amazon memiliki fungsi untuk menyerap polusi karbon dioksida. Tapi, wilayah timur pada Hutan Amazon kini justru jadi wilayah yang berkontribusi dalam menyumbang polusi.
Dikutip dari NPR pada Ahad (18/7), hal itu terjadi karena adanya alihguna atau deforestasi. Karbon yang timbul pun terbilang tinggi karena adanya pembakaran hutan di wilayah tersebut.
Hal itu kemudian membuat wilayah timur Hutan Amazon jadi wilayah hotspot. Deforestasi yang terjadi sendiri karena adanya aktivitas penebangan hutan, alihguna lahan jadi lahan pertanian dan peternakan.
Kondisi ini pun membuat Amazon berpotensi untuk tak lagi menjadi penyerap karbon yang andal. Artinya, reputasinya selama ini dalam menjaga stabilitas lingkungan global pun kian terkikis.
Dalam 50 tahun terakhir, pengurangan wilayah hutan yang terjadi di Amazon adalah sebesar 17 persen. Sebagian besar atau sekitar 14 persen pengurangan itu terjadi karena lahan tersebut digunakan sebagai lahan pertanian dan ternak.
Hal itu membuat Amazon mengeluarkan emisis sekitar 300 juta ton karbon dalam setahun. Jumlah itu merupakan jumlah yang terbilang sangat besar dan membuat Amazon jadi salah satu titik kritis di dunia.
Kondisi ini pun membuat Pemerintah Brasil mendapat kritik karena dianggap kurang memberikan perlindungan bagi Hutan Amazon. Oleh karena itu, Pemerintah Brasil diminta memperbaiki kebijakan lingkunganya sehingga fungsi Hutan Amazon tetap terjaga.