Para ilmuwan dan dokter meyakini bahwa petunjuk terkuat dari bukti baru, kredibel, dan telah mendapat tinjauan sejawat dalam literatur ilmiah menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 berevolusi di alam. Sementara itu, dugaan bahwa virus tersebut bersumber dari kebocoran laboratorium masih belum dapat dibuktikan atau divalidasi secara ilmiah.
Setelah surat pertama Daszak dan rekan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memimpin penyelidikan mengenai asal SARS-CoV-2. Namun, hasilnya juga dianggap tidak meyakinkan.
Kelompok Daszak menyerukan penyelidikan ilmiah yang ketat sekaligus mengatakan tuduhan serta dugaan virus corona buatan laboratorium sesungguhnya tidak membantu. Apalagi, mereka yang membuat klaim itu tidak memfasilitasi akses ke informasi dan tak menunjukkan penilaian obyektif terhadap cara virus yang menyerang kelelawar bisa menjadi patogen yang menginfeksi manusia.
Padahal, itu mungkin bisa membantu mencegah pandemi di masa depan. Daszak dan rekan juga mendesak kerja sama dan kolaborasi internasional. Mereka mengatakan bahwa menahan data dan informasi tidak akan membuat umat manusia lebih aman.
"Paling tidak, kami berutang kepada semua yang telah menderita Covid-19 serta keluarga dan komunitas global untuk bekerja secara kolaboratif untuk mengakhiri pandemi dan mendukung upaya internasional untuk memastikan kesetaraan vaksin, apalagi saat kita bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya," jelas kelompok tersebut.