Jumat 02 Jul 2021 09:07 WIB

Vaksin Johnson & Johnson Cukup Efektif Lawan Varian Delta

Di lab, satu dosis vaksin Johnson & Johnson tampak manjur terhadap varian delta.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vial vaksin Johnson & Johnson. Penelitian terbaru mengungkap, vaksin Johnson & Johnson tampaknya bekerja melawan varian baru, ditunjukkan dengan adanya titer antibodi penetral dan indikasi lain dari respons sistem kekebalan.
Foto: Johnson & Johnson via AP
Vial vaksin Johnson & Johnson. Penelitian terbaru mengungkap, vaksin Johnson & Johnson tampaknya bekerja melawan varian baru, ditunjukkan dengan adanya titer antibodi penetral dan indikasi lain dari respons sistem kekebalan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian awal menunjukkan vaksin untuk mencegah penyakit infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari Johnson & Johnson cukup efektif dalam melawan varian delta. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan bahwa perlindungan yang baik bahkan dapat diberikan vaksin hanya dalam satu dosis.

Temuan awal dałam penelitian tersebut menjanjikan kesuksesan vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Saat ini, delta diprediksi menjadi galur SARS-CoV-2 paling dominan di seluruh dunia, dengan jumlah kasus akibat varian ini yang terus meningkat di banyak negara, salah satunya Amerika Serikat.

Baca Juga

"Studi yang baru diumumkan hari ini menambah bukti bahwa kemampuan vaksin Johnson & Johnson Covid-19 untuk membantu melindungi kesehatan orang secara global," kata Dr. Paul Stoffels, Wakil Ketua Komite Eksekutif dan Kepala Petugas Ilmiah Johnson & Johnson, dalam sebuah pernyataan.

Dalam percobaan di laboratorium, para peneliti menganalisis darah dari 10 orang yang telah divaksinasi dengan Johnson & Johnson dosis pertama. Darahnya kemudian diuji dengan berbagai varian virus penyebab Covid-19, termasuk delta.

Dari sana, ditemukan bahwa vaksin Johnson & Johnson tampaknya bekerja melawan varian baru, ditunjukkan dengan adanya titer antibodi penetral dan indikasi lain dari respons sistem kekebalan.  Data sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin lainnya, termasuk yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna, kemungkinan akan bertahan melawan varian delta.

Meski demikian, beberapa ahli lainnya khawatir vaksin Johnson & Johnson, yang memiliki komposisi berbeda dan hanya mencakup satu dosis, mungkin tidak efektif. Kekhawatiran tersebut ditepis oleh temuan ini.

"Bisa dibilang bahwa vaksin itu meyakinkan. Kami menemukan vaksin Johnson & Johnson menginduksi antibodi penetral,” ujar Dan Barouch, Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, yang membantu memimpin penelitian, dilansir ABC News, Jumat (2/7).

Bahkan, Barouch mengatakan, temuan lain yang meyakinkan dari penelitian ini adalah bahwa orang yang divaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson tampaknya memiliki respons sistem kekebalan yang kuat hingga delapan bulan kemudian. Ia mengatakan, telah melihat daya tahan respons yang sangat baik.

“Kami mengikuti orang-orang ini selama delapan bulan dan selama delapan bulan, antibodi dan respons sel T sangat stabil,” jelas Barouch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement