Kamis 01 Jul 2021 00:49 WIB

Perusahaan Swiss Luncurkan Mesin yang Menghasilkan Kulit

Kulit bisa dicangkokkan ke dalam tubuh manusia untuk mengobati luka bakar.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
(Foto: ilustrasi luka bakar)
Foto: Wallpaperflare
(Foto: ilustrasi luka bakar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perusahaan Swiss meluncurkan sebuah mesin yang mampu menghasilkan kulit. Kulit ini dapat dicangkokkan dalam tubuh. Hal ini memberikan secercah harapan kepada lebih dari 11 juta orang di seluruh dunia yang menderita luka bakar serius setiap tahun.

“Ini bukan kulit buatan, tapi juga bukan kulit alami. Tepatnya, ini setara dengan jaringan kulit yang diproduksi oleh bio-engineering,” kata salah satu pendiri dan direktur CUTISS, Daniela Marino, dilansir laman Swissinfo, Selasa (29/6). 

Baca Juga

Dengan menggunakan sampel kecil kulit sehat dari pasien luka bakar, kulit ditumbuhkan di laboratorium. Sel tersebut kemudian digabungkan dengan hidrogel untuk menghasilkan kulit baru. Hasilnya, yang disebut denovoSkin, sebuah kulit setebal satu milimeter. Kelebihan yang besar dibandingkan teknik tradisional adalah sampel seukuran perangko bisa menjadi sepotong kulit hampir seukuran alas piring.

DenovoSkin melewati tahap prototipe laboratorium sejak lama. Sekarang. DenovoSkin sedang menyelesaikan fase kedua dari uji klinisnya. Swiss, UE, dan AS telah menetapkannya sebagai produk yang dimaksudkan untuk mengobati penyakit langka.

“Teknologi ini dapat melampaui perawatan medis saat ini untuk cedera kulit yang besar dan dalam, dengan hasil yang berpotensi menyelamatkan jiwa dan mengubah hidup", kata CUTISS dalam siaran pers. 

Beberapa pasien dengan luka bakar besar telah mendapat manfaat dari cangkok denovoSkin pada area tubuh yang luas. Setelah tahap ini, produk belum membuktikan efisiensinya pada sejumlah besar pasien untuk menyelesaikan tahap III. 

 

Metode tradisional adalah dengan mencangkokkan sepotong kulit yang sehat, yang dapat diregangkan hingga hanya sembilan kali luas permukaannya. Ini dengan cepat menciptakan masalah dengan orang yang menderita luka bakar 50 persen, 60 persen, 70 persen atau lebih.

Dengan aspek teknologi mutakhir dan hampir futuristik, maka timbulah pertanyaan apakah denovoSkin ditakdirkan hanya untuk orang kaya? Marino pun memberikan pendapatnya. 

“Kami memikirkan ini sejak awal. Jelas bahwa negara-negara Selatan mengalami lebih banyak drama terkait dengan luka bakar, sayangnya, karena perang. Untuk saat ini kami memproduksi seluruhnya dengan tangan, dengan teknisi yang sangat terspesialisasi, di ruang steril, dan itu semua membutuhkan biaya yang besar. Tetapi mesin tersebut akan memungkinkan kami untuk mengurangi harga secara signifikan dan akan membuat perawatan terjangkau bahkan untuk negara berkembang,” jelas dia. 

Mesin tersebut adalah denovoCast, dikembangkan bersama CSEM, sebuah organisasi penelitian dan teknologi swasta nonprofit Swiss yang berbasis di Neuchâtel. Ini dapat menghasilkan beberapa cangkokan pada saat yang sama dalam proses yang benar-benar tertutup tanpa intervensi manual. Penemunya mengharapkannya untuk mempercepat produksi lebih dari 30 persen dan untuk memastikan kualitas yang konsisten.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement