Senin 28 Jun 2021 13:54 WIB

Studi Sebut Sistem Kekebalan Dapat Dilatih Melawan Infeksi

Kunci dari melatih kekebalan tubuh adalah membuka makrofag.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang dokter yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memberikan penjelasan sebelum melakukan vaksinasi kepada anak di Rumah Vaksin Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/6/2020). Pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak orang tua agar tetap melakukan vaksinasi kepada anak sesuai jadwal meskipun saat pandemi COVID-19 untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dalam mencegah penyakit tertentu
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang dokter yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memberikan penjelasan sebelum melakukan vaksinasi kepada anak di Rumah Vaksin Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/6/2020). Pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak orang tua agar tetap melakukan vaksinasi kepada anak sesuai jadwal meskipun saat pandemi COVID-19 untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dalam mencegah penyakit tertentu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sel-sel kekebalan tubuh secara alami dapat melawan mikroba virus atau bakteri. Ternyata, sistem kekebalan tubuh juga dapat dilatih untuk merespons bahkan lebih agresif dalam melawan infeksi. Namun, hal ini butuh proses di setiap tubuh manusia.

Dilansir dari hindustantimes pada Senin (28/6), peneliti mengidentifikasi mekanisme molekuler kunci dalam makrofag. Markofag adalah sel-sel yang melawan infeksi dari sistem kekebalan bawaan.

Baca Juga

Temuan mereka dapat membantu membuka jalan bagi strategi yang ditargetkan di masa depan untuk meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

"Seperti seorang tentara atau atlet, sel-sel kekebalan bawaan dapat dilatih oleh pengalaman masa lalu untuk menjadi lebih baik dalam memerangi infeksi," kata Asisten Profesor Klinis Penyakit Menular di UCLA's David Geffen School of Medicine Quen Cheng. 

Cara melatih kekebalan tubuh tergantung pada bagaimana DNA sel dibungkus. DNA terbungkus dan dipadatkan ke dalam kromosom.

Dengan memasukkan stimulus (misalnya memasukkan zat dari bakteri atau patogen), daerah DNA yang sebelumnya dipadatkan dapat dibuka. Pembukaan ini mengekspos gen baru yang akan memungkinkan sel untuk merespon lebih agresif, yang bisa digunakan untuk melawan infeksi berikutnya.

"Yang penting, penelitian ini menunjukkan bahwa sel-sel kekebalan bawaan dapat dilatih untuk menjadi lebih agresif hanya dengan beberapa rangsangan dan bukan yang lain. Kekhususan ini sangat penting untuk kesehatan manusia karena pelatihan yang tepat penting untuk memerangi infeksi secara efektif," kata dia.

 

Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi penyelidikan penyakit manusia yang disebabkan oleh sel-sel kekebalan yang tidak terlatih dengan baik. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement