Kamis 24 Jun 2021 13:15 WIB

Laporan PBB: Perubahan Iklim Bisa Timbulkan Bencana Ekstrem

Sebuah draft laporan PBB terkait perubahan iklim telah bocor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Citra satelit yang dirilis NASA menunjukkan Topan Tauktae mendekati pantai barat India. Perubahan iklim secara fundamental dapat menimbulkan bencana ekstrem di Bumi. Ilustrasi.
Foto: NASA via AP
Citra satelit yang dirilis NASA menunjukkan Topan Tauktae mendekati pantai barat India. Perubahan iklim secara fundamental dapat menimbulkan bencana ekstrem di Bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah draft laporan PBB terkait perubahan iklim telah bocor. Dalam laporan itu melukiskan gambaran menyedihkan tentang bagaimana perubahan iklim secara fundamental dapat menimbulkan bencana ekstrem di Bumi dalam beberapa dekade mendatang.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) sebelumnya menyusun dokumen setebal 4.000 halaman. Menurut dokumen itu, perubahan iklim dapat menyebabkan kepunahan spesies, penyakit yang lebih luas, cuaca panas, keruntuhan ekosistem, dan air laut yang terancam naik. Efek perubahan iklim juga dapat merusak hal lainnya menjadi semakin cepat.

“Yang terburuk belum datang, memengaruhi kehidupan anak-anak dan cucu-cucu kita lebih dari kehidupan kita sendiri,” kata rancangan laporan itu dilansir Aljazirah, Kamis (24/6).

Laporan tersebut memperingatkan perubahan iklim dapat mengubah lingkungan dan memusnahkan sebagian besar spesies. "Kehidupan di Bumi dapat pulih dari perubahan iklim yang drastis dengan berevolusi menjadi spesies baru dan menciptakan ekosistem baru. Sedangkan manusia tidak bisa," ujar laporan itu.

IPCC merilis sebuah pernyataan pada Rabu (23/6) bahwa mereka tidak mau memberikan komentar terkait isi draft laporan saat pekerjaan masih berlangsung. Ilmuwan iklim Francois Gemenne, yang memimpin Observatorium Hugo dan merupakan penulis laporan IPPC, menekankan bahwa rancangan laporan itu akan menjalani revisi sebelum diselesaikan.

Setidaknya ada empat hal utama dalam draft laporan yang mungkin akan mengalami perubahan kecil dalam beberapa bulan mendatang. Karena IPCC mengalihkan fokusnya ke ringkasan eksekutif utama untuk pembuat kebijakan.

Hal pertama adalah bahwa iklim saat ini sudah berubah, dengan pemanasan 1,1 derajat Celcius. Satu dekade yang lalu, para ilmuwan percaya bahwa membatasi pemanasan global hingga dua derajat Celcius di atas tingkat pertengahan abad ke-19 akan cukup untuk melindungi masa depan.

Pada 2050, kota-kota pesisir akan mengalami banjir dan gelombang badai yang cukup ekstrem serta mematikan akibat naiknya air laut. Sementara sekitar 350 juta orang yang tinggal di daerah perkotaan akan mengalami kelangkaan air akibat kekeringan parah pada tingkat pemanasan 1,5 derajat Celcius.

Apabila tingkat pemanasan naik menjadi dua derajat Celcius, maka ada 410 juta orang perkotaan yang mengalami kelangkaan air. Pada tingkat pemanasan itu juga berarti 420 juta orang terpapar gelombang panas ekstrem dan berpotensi mematikan.

“Biaya adaptasi untuk Afrika diproyeksikan meningkat puluhan miliar dolar per tahun dengan pemanasan lebih dari dua derajat,” ujar laporan itu memperingatkan.

Puluhan juta orang kemungkinan akan menghadapi kelaparan kronis pada 2050. Sementara 130 juta orang lebih dapat mengalami kemiskinan ekstrem dalam satu dekade jika ketimpangan dibiarkan semakin dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement