Ahad 20 Jun 2021 16:06 WIB

Apa yang Kita Tahu Tentang Virus Corona Varian Delta?

Varian Delta lebih cenderung menyebabkan rawat inap dibanding Alpha.

Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corona varian Delta sudah tersebar setidaknya di 80 negara. Di Indonesia varian ini juga dilaporkan telah menyebar ke beberapa wilayah. Apa yang perlu kita ketahui tentang varian ini?

Ketika India berjuang menghadapi gelombang kedua corona, Inggris juga mulai wanti-wanti dengan peningkatan kasus COVID-19, meski telah melakukan vaksinasi. Di Indonesia, Dinas Kesehatan Jawa Timur, Sabtu (19/06) mengatakan virus corona varian Delta telah bertransmisi lokal di sejumlah wilayah Jatim. Seluruh pihak pun di minta untuk waspada.

Baca Juga

Apa yang diketahui tentang varian Delta?

Kasus pertama yang tercatat dengan varian Delta (B:1.617.2) ditemukan di negara bagian India, Maharashtra pada bulan Oktober 2020. Sejak saat itu varian ini tersebar ke seluruh India dan merambah di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai 'varian yang perlu diperhatikan' atau variant of concern (VOC) pada 11 Mei lalu. Sejauh ini,WHO telah mengidentifikasi empat VOC yakni: Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan Delta.

Varian Delta memiliki banyak mutasi, dan sampai kini para peneliti belum mengetahui dampak pasti dari mutasi ini. "Namun, mutasi ini memungkinkan virus untuk mengikat sel tubuh manusia dan membantu virus untuk menghindari respon imunitas tubuh," ungkap Deputi Deepti Gurdasani, ahli epidemiologi klinis di Universitas Queen Mary di London.

Varian Delta kini dideteksi telah tersebar di 80 negara, menurut sumber WHO. Di Inggris, tercatat lebih dari 10 ribu kasus dengan varian ini menurut data dari GISAID, sementara di Indonesia sekitar 50-99 kasus.

Apakah varian ini lebih mudah menular?

Data dari Pusat Kesehatan Inggris (PHE) menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen kasus baru COVID-19 di Inggris berasal dari varian Delta. Inggris telah mengonfirmasi lebih dari 42.000 kasus varian Delta pada 9 Juni, dan kasus ini meningkat hampir 30.000 pada periode 2-9 Juni.

Dari kasus yang dikonfirmasi oleh PHE, sebagian besar tidak divaksinasi atau hanya memiliki satu dosis vaksin. 64 persen peningkatan varian Delta kemungkinan tertular dalam lingkup rumah tangga. "Sejak awal di India, kami perhatikan bahwa varian (Delta) mengalahkan atau berkembang lebih cepat daripada yang disebut varian Kent atau Alfa yang pertama kali berasal dari Inggris," kata Gurdasani.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement