REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepekan lalu terjadi fenomena langka ‘Flower Moon’ yang diikuti gerhana bulan total. Pada 10 Juni nanti, orang-orang belahan bumi utara bisa menyaksikan gerhana matahari cincin api.
Mengutip Autoevolution Senin (7/6), gerhana matahari itu terjadi ketika Bulan bergerak langsung antara Matahari dan Bumi, sepenuhnya atau sebagian dengan menghalangi cahaya yang jatuh ke Bumi.
Berdasarkan pernyataan pengamat astronom, Bulan tidak akan menutupi pandangan Matahari sepenuhnya. Namun demikian, cahaya matahari akan tampil berupa "cincin api" di sekitar Bulan. Beberapa tempat yang bisa melihat fenomena ini adalah mereka yang berada di beberapa bagian di Kanada, Greenland, dan Rusia utara.
Namun demikian, di beberapa tempat fenomena ini juga bisa tetap disaksikan. Meskipun, bukan berupa gerhana matahari cincin api, melainkan gerhana matahari sebagian. Ini terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tidak sejajar sempurna. Gerhana matahari parsial ini dapat terlihat di AS timur dan Alaska utara, serta sebagian besar Kanada dan sebagian Karibia, Eropa, Asia, dan Afrika utara.
Untuk menyaksikan gerhana matahari perlu menggunakan kacamata khusus. Sebab, meskipun matahari sebagian atau seluruhnya tertutup oleh Bulan, tetap tidak aman untuk menatap langsung sinarnya. Selain itu, penting untuk diketahui, jika kacamata hitam biasa tidak melindungi mata dan tidak boleh digunakan saat melihat gerhana.