Saling pinjamkan fasilitas
Selain mengubah format konferensi, penyelenggara acara dapat menawarkan dukungan keuangan untuk membantu menjembatani kesenjangan digital ini. Beberapa organisasi memberikan hibah untuk membeli data internet yang harganya sering kali tidak terjangkau bagi banyak orang, kata Sarpong, atau mereka membayar biaya untuk pergi ke pusat bisnis dan hotel yang memiliki koneksi baik di daerah yang memiliki infrastruktur internet buruk.
Harjeet Singh, penasihat senior tentang dampak iklim di Climate Action Network International, mengatakan kantor PBB di Nepal mengundang organisasi lain untuk tidak ragu menggunakan tempat dan koneksi internet mereka untuk bergabung dalam pembicaraan jika mereka kesulitan untuk bisa online. Dia menyarankan organisasi lain juga mengikuti inisiatif ini.
Peristiwa-peristiwa dengan tensi tinggi seperti negosiasi PBB yang bisa berlangsung hingga berjam-jam mungkin juga menuntut lingkungan kerja yang lebih terfokus dan bebas dari gangguan yang kadang-kadang ditemui di rumah, kata Singh.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pertemuan online biasanya diadakan di beberapa zona waktu berbeda. Karena itu, pengaturan waktu harus bervariasi untuk memastikan tidak ada satu kelompok pun yang terus-menerus ketinggalan diskusi.
Opsi ini telah diadopsi pada pembicaraan iklim bulan ini, dengan sesi harian yang lebih pendek selama tiga minggu. "Namun, membangun koneksi lewat layar ternyata jelas lebih sulit daripada bertemu langsung," kata Singh.
"Tidak ada alasan mengatakan 'karena kita melakukan ini secara virtual, kita hanya akan melibatkan orang-orang dari Global North' ... ketika orang-orang yang terkena dampak berada di beberapa negara (berkembang) dan mereka akan berada dalam posisi terbaik untuk berbicara mengenai pengalaman mereka sendiri," tambahnya.
sumber: https://www.dw.com/id/koneksi-internet-hambat-negara-miskin-ikuti-diskusi-iklim/a-57737169