Selasa 01 Jun 2021 17:46 WIB

Pabrik Daging Terbesar di Dunia Jadi Target Serangan Siber

Pabrik daging JBS USA dan Australia jadi target serangan siber terorganisir.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Pabrik daging JBS USA dan Australia jadi target serangan siber terorganisir.
Foto: Digitaltrends.com
Pabrik daging JBS USA dan Australia jadi target serangan siber terorganisir.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Unit Australia dan Amerika Utara dari pabrik daging terbesar di dunia akhir pekan lalu mendapat serangan dunia maya terorganisir pada sistem informasinya. JBS Brasil mengatakan hal tersebut dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu menyebabkan operasinya di Australia ditutup pada Senin (31/5). Perusahaan mengatakan sedang bekerja untuk menyelesaikan insiden tersebut.

Baca Juga

“Pada hari Ahad, 30 Mei, JBS USA menetapkan bahwa itu adalah target serangan keamanan siber yang terorganisir, mempengaruhi beberapa server yang mendukung sistem TI Amerika Utara dan Australia,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (31/5) sore waktu AS, dilansir dari Reuters, Selasa (1/6).

“Penyelesaian insiden akan memakan waktu, yang dapat menunda transaksi tertentu dengan pelanggan dan pemasok,” ujarnya.

Serangan itu menutup operasi di beberapa negara bagian Australia, Chief Executive Officer JBS Australia Brent Eastwood mengatakan situs web berita industri Beefcentral pada Ahad (30/5), di mana dia tidak dapat mengatakan berapa lama penghentian akan berlangsung. Pengepakan daging terbesar di dunia beroperasi di Kanada dan AS, yang pada Senin (31/5) menandai hari libur umum Hari Peringatan AS.

Operasi pemrosesan daging Australia tidak akan mungkin dilakukan tanpa akses normal ke TI dan sistem internet, menurut laporan Beefcentral. Bisnis Primo Smallgoods JBS di negara bagian Queensland juga terpengaruh, kata laporan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement