REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa teknologi China Huawei pada Selasa (25/5) mengatakan akan meluncurkan sistem operasi (operating system/OS) baru yang telah lama ditunggu untuk smartphone pada pekan depan. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari dorongan ke industri perangkat lunak yang bertujuan untuk mengatasi sanksi Amerika Serikat dan "mengambil" Android Google.
Huawei menaikkan peluncuran platform HarmonyOS pada 2 Juni dalam teaser singkat di media sosial. "Dalam domain perangkat lunak, Amerika Serikat hanya akan memiliki sedikit kendali atas perkembangan masa depan kami, dan kami memiliki banyak otonomi," kata CEO perusahaan Ren Zhengfei.
Rencana Huawei tersebut adalah tanda terbaru dari transformasi radikal di perusahaan yang berbasis di Shenzhen. Perusahaan bergerak cepat ke lini produk baru yang dianggap kurang rentan terhadap tekanan Amerika Serikat dan fokus kembali pada pasar domestik.
Donald Trump pada 2018 meluncurkan kampanye Amerika Serikat yang agresif untuk mengisolasi Huawei ketika dia menjadi presiden. Trump mengatakan peralatan jaringan Huawei yang dipasang di seluruh dunia dapat digunakan oleh Partai Komunis China untuk spionase atau sabotase.
Pembuat peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia itu dilarang memasuki pasar Amerika yang besar dan terputus dari rantai pasokan komponen global. Akses ke sistem operasi Google Android juga dilarang, dan Washington telah menekan sekutu untuk melarang atau mencabut peralatan Huawei dari jaringan telekomunikasi mereka.
Pengekangan Android telah mengancam bisnis smartphone Huawei yang pernah masuk tiga besar global bersama dengan Samsung dan Apple. Larangan Amerika memaksa Huawei untuk membuat HarmonyOS.
Analis memperingatkan bahwa membuat sistem operasi seluler baru yang sukses sangat sulit dilakukan. Peluncuran Rabu depan akan diawasi dengan ketat oleh dunia teknologi.