REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada ulasan Facebook di Play Store, tampak warganet berdemo dengan memberikan bintang satu. Sebelumnya total rating Facebook di Play Store sebesar 3,4, turun menjadi 3,1 dan tampaknya akan turun lagi.
Komentar di Play Store dipenuhi oleh warganet Indonesia. Mayoritas mereka mengeluhkan konten yang diblokir oleh pihak Facebook lantaran menyudutkan Israel atau memberitakan soal Palestina.
“Facebook belakangan ini menjadi corong ke golongan tertentu dan tidak adil. Terbukti berita-berita mengenai Palestina langsung disaring ketat dan akun yang memberitakan autoblokir. Facebook membatasi kemerdekaan informasi dan pendapat,” kata Jan’s SeeNew Lingga, dikutip Selasa (18/3).
“Kenapa setiap unggahan tentang Palestina kalian hapus wahai pihak Facebook? Sudah jelas zionis Israel itu penjajah dan pembunuh. Kalau kalian mendukung Israel apa bedanya kalian juga pembunuh. Israel Terorist,” ujar Junaidi 85.
“Aplikasi yang terkontaminasi dengan politik apalagi berpihak pada penjajah Israel. Menutup mata terhadap semua kekejaman dan penindasan Israel pada rakyat Palestina merupakan kejahatan kemanusiaan. Memblokir akun yang menyudutkan Israel merupakan persekongkolan jahat, uang yang kamu dapat berlumuran darah anak-anak yang gugur di Jalur Gaza,” ucap Mujawwid Arif.
Sebelumnya, kantor media Pemerintah Palestina di Jalur Gaza mengkritik beberapa plaform media sosial pada Senin (10/5) lalu. Facebook, Twitter, dan Instagram dituduh telah menyensor konten Palestina selama eskalasi di Yerusalem.
Kantor media Palestina kemudian menekankan bahwa langkah-langkah tersebut adalah bukti keterlibatan platform media sosial ini dengan otoritas Israel dan standar ganda mereka. Mereka mengalihkan pandangan publik dari pelanggaran pendudukan Israel sambil membatasi konten pro Palestina dengan dalih melanggar standar penerbitan.
“Tindakan semacam itu oleh platform utama ini merupakan pelanggaran kebebasan berpendapat dan berekspresi,” kata mereka. Pemerintah Palestina di Gaza meminta platform tersebut untuk mengakhiri 'Posisi anti-Palestina' mereka dan mengaktifkan kembali semua akun yang telah dilarang.