REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nodeflux, start-up AI asli Indonesia telah menghasilkan beragam produk kecerdasan buatan (AI) seperti Smart City dan pengenalan wajah. Kini mereka ingin mengembangkan model AI yang dapat diluncurkan di daerah-daerah terpencil.
Tidak seperti start-up lain yang kebanyakan berfokus pada Natural Language Processing (pemrosesan bahasa alamiah) dan Big Data, Nodeflux memilih memfokuskan diri ke Computer Vision (penglihatan komputer). Di dunia AI, Computer Vision jadi salah satu tipe AI yang tantangannya lumayan besar karena berusaha mereplikasi cara kerja dan otak manusia. Nodeflux hadir menjawab tantangan tersebut.
Solusi AI untuk Smart City hingga kebutuhan ritel
Sejak berdiri tahun 2016, Nodeflux telah berhasil menghasilkan beberapa produk Computer Vision. Salah satu yang paling banyak dikenal adalah produk untuk Smart City yang bisa membantu pengawasan kota dengan menggunakan CCTV yang terpasang di jalan raya dan perkotaan.
Ada pula solusi AI untuk identifikasi otomatis dari wajah (pengenalan wajah) yang dapat dicocokkan dengan data yang ada, seperti data Dukcapil. Solusi AI untuk kebutuhan ritel, seperti visual merchandising dan Planogram (perancangan display barang dagangan).
Selain itu, Nodeflux juga menghadirkan beberapa solusi AI untuk membantu penanganan pandemi COVID-19. Di antaranya, pengawasan terhadap kendaraan dan mobilitas manusia untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dan penindakan oleh pemerintah, aplikasi deteksi penggunaan masker di tempat-tempat umum untuk melihat kepatuhan warga, dan aplikasi pencocokan data untuk program vaksinasi COVID-19.