Kamis 13 May 2021 09:20 WIB

Varian-Varian SARS-CoV-2 Terdeteksi di Indonesia, Apa Saja?

Salah satu varian SARS-CoV-2 yang sudah terdeteksi ada di Indonesia adalah B.1.1.7.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nidia Zuraya
Varian covid-19 baru yang diwaspadai dunia
Foto: republika
Varian covid-19 baru yang diwaspadai dunia

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa varian virus SARS-CoV-2 sudah terdeteksi ada di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah varian India yang dikenal sebagai B.1.617+ atau varian mutasi ganda.

"Varian virus SARS-CoV-2 sudah ada di Indonesia termasuk varian virus dari India," jelas praktisi kesehatan dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB melalui pesan singkat kepada Republika.co,id, baru-baru ini.

Baca Juga

Salah satu varian SARS-CoV-2 yang sudah terdeteksi ada di Indonesia adalah B.1.1.7. Varian ini pertama kali terdeteksi pada November 2020 melalui sampel yang diambil pada September 2020 ketika pandemi Covid-19 di Inggris. Berdasarkan data GISAID, sejauh ini total kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan oleh varian B.1.1.7 berjumlah sebanyak 13 kasus.

Varian SARS-CoV-2 lain yang sudah terdeteksi di Indonesia adalah B.1.525. Seperti dilansir Global Virus Network, varian B.1.525 pertama kali terdeteksi di Nigeria dan Inggris pada Desember 2020. Menurut data GISAID, total kasus Covid-19 yang disebabkan varian ini di Indonesia berjumlah satu kasus.

Varian B.1.351 atau dikenal sebagai varian Covid-19 Afrika Selatan juga sudah terdeteksi di Indonesia. Varian ini pertama kali terdeteksi di Nelson Mandela Bay, Afrika Selatan, pada Oktober 2020. Berdasarkan data GISAID, total kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan oleh varian ini berjumlah satu kasus.

Selain itu, varian India B.1.617+ sudah terdeteksi ada di Indonesia. Varian ini pertama akli teridentifikasi di Maharashtra India pada 5 Oktober 2020.

Varian ini mendapatkan julukan varian "mutasi ganda" oleh sebagian ilmuwan. Julukan ini merujuk pada dua mutasi yang ada pada spike protein varian ini, yaitu E484Q dan L452R.

Menurut data GISAID, total kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan oleh varian ini ada sebanyak dua kasus. Satu kasus di antaranya ditemukan dalam kurun waktu empat pekan ke belakang.

Sekilas, jumlah kasus yang sudah terdeteksi mungkin terlihat rendah. Akan tetapi, jumlah tersebut masih rendah karena pemeriksaan sekuensing yang dilakukan juga masih terbatas.

"Angka ini masih rendah karena memang pemeriksaan baru sekuensing baru 7-8 kasus per 10.000 kasus Covid-19 positif," ungkap Prof Ari.

Bukan tidak mungkin bila ada fenomena gunung es yang belum terdeteksi. Oleh karena itu, Prof Ari mengimbau agar semua orang tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tertib.

"Hati-hati fenomena gunung es. Tetap prokes," ujar Prof Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement