Selasa 04 May 2021 20:27 WIB

ROC Family 2 Strategi KPM Membumikan Literasi dalam Keluarga

ROC Family 2 ini merupakan wujud apresiasi KPM kepada para orang tua

Klinik Pendidikan MIPA menggelar READ1 ONLINE COMPETITION (ROC) FAMILY 2, pada Ahad (2/5), secara daring (online) yang diikuti 455 keluarga.
Foto: Klinik Pendidikan MIPA
Klinik Pendidikan MIPA menggelar READ1 ONLINE COMPETITION (ROC) FAMILY 2, pada Ahad (2/5), secara daring (online) yang diikuti 455 keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi sosok yang berhasil dan sukses dikemudian hari. Termasuk mengharapkan anak menjadi sosok yang berwawasan luas dan bermoral. Jika menginginkan hal tersebut, maka orang tualah yang sangat berperan dalam menciptakan generasi berkelas literat. beradab, dan berakhlak.

Guna membantu para orang tua dalam mendukung perkembangan pendidikan literasi, adab, dan akhlak di rumah, Klinik Pendidikan MIPA menggelar READ1 ONLINE COMPETITION (ROC) FAMILY 2, pada Ahad (2/5), secara daring (online) yang diikuti 455 keluarga. Stimulus positif ini bertujuan melahirkan generasi yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, cinta Tanah Air, religius, mandiri, mampu bekerja sama, dan mempunya integritas tinggi.

Baca Juga

Hal tersebut diungkapkan Kepala Divisi Pelatihan, Lomba, dan Pendidikan KPM, Herman Hadiwijaya mengatakan bahwa penguatan pendidikan literasi, numerasi, adab, dan akhlak tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk, dilatih, dan dikelola secara berkelanjutan. “Pembentukan karakter ini merupakan tanggung jawab bersama, semua unsur harus memiliki komitmen yang kuat. Pendidikan tersebut akan menjadi kuat jika ketiga komponen yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat berjalan dengan harmonis dan berkesinambungan,” ungkap Herman.

Herman juga menambahkan ROC Family 2 ini merupakan wujud apresiasi KPM kepada para orang tua yang telah membantu dan mendampingi anak selama belajar di rumah serta semakin mengakrabkan keluarga. “Semoga ajang ROC Family ini membuat sebuah keluarga menjadi akrab karena di dalamnya terdapat aktivitas persiapan harus belajar bersama, saling mengingatkan, dan saling berdiskusi. Kemudian, saat kompetisi, ada interaksi saling bekerja sama, tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement