Senin 26 Apr 2021 21:41 WIB

Studi: Dampak Radiasi Chernobyl tak Diturunkan pada DNA Anak

Dampak radiasi yang dialami oleh orang tua terdampak Chernobyl tak diturunkan ke anak

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pria berpakaian kostum pekerja pabrik nuklir meletakkan bunga di monumen peringatan yang meninggal selama pembersihan setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ketika upacara di kota Slavutich, sekitar 190 km utara ibukota Kiev, Ukraina, Ahad (26/4). Pada dini hari tanggal 26 April 1986, reaktor unit 4 di pembangkit listrik Chernobyl pecah
Foto: EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
Seorang pria berpakaian kostum pekerja pabrik nuklir meletakkan bunga di monumen peringatan yang meninggal selama pembersihan setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ketika upacara di kota Slavutich, sekitar 190 km utara ibukota Kiev, Ukraina, Ahad (26/4). Pada dini hari tanggal 26 April 1986, reaktor unit 4 di pembangkit listrik Chernobyl pecah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dua studi terbaru mengungkapkan paparan radiasi bencana Chernobyl 1986 tidak menyebabkan mutasi yang terkait dengan kanker tiroid kepada anak-anak. Penelitian berguna untuk meyakinkan orang-orang yang terpapar radiasi dan berencana untuk membangun keluarga.

“Orang yang memiliki radiasi sangat tinggi tidak mengalami lebih banyak mutasi pada generasi berikutnya (anaknya-red). Ini berarti jika ada efeknya, itu sangat jarang,” kata Direktur Divisi Epidemiologi dan Genetika Kanker di Institut Kanker Nasional AS (NCI), Stephen Chanock, dilansir Live Science, Senin (26/4).

Baca Juga

Kecelakaan Chernobyl

Kecelakaan nuklir di Chernobyl terjadi pada 26 April 1986, atau 35 tahun lalu. Peristiwa itu membuat penduduk Ukraina, Belarusia, dan Federasi Rusia terkena awan kontaminasi radioaktif.

Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa mereka yang terpapar memiliki risiko lebih tinggi jenis kanker tiroid tertentu yang disebut karsinoma tiroid papiler. Menurut American Thyroid Association, jenis kanker ini dapat diobati dan memiliki tingkat kelangsungan hidup tinggi.

Semakin muda orang tersebut saat terpapar radiasi, semakin tinggi risiko kanker karsinoma tiroid papiler di masa depan. Dalam studi baru, Chanock dan rekan-rekannya menganalisis jaringan dari tumor karsinoma tiroid yang disimpan di Bank Jaringan Chernobyl.

Mereka membandingkan genetika tumor dari 359 orang yang terpapar radiasi Chernobyl sebelum dewasa, dengan tumor dari orang-orang dari wilayah yang sama yang lahir lebih dari sembilan bulan setelah kecelakaan Chernobyl (tidak terpapar secara langsung tapi terpapar dalam kandungan).

Para peneliti menemukan dengan lebih banyak paparan radiasi, jaringan tumor menunjukkan kesalahan DNA untai ganda yang lebih tinggi. Di sisi lain, sel memiliki mekanisme perbaikan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Namun, temuan menunjukkan tumor juga memiliki kesalahan dalam mekanisme perbaikan ini. “Mereka hanya memiliki satu kesalahan besar yang mendorong kanker,” ujar dia. Chanock.

Kesalahan ini tidak spesifik untuk kanker yang disebabkan radiasi. Mutasi yang sama terjadi pada orang yang tidak terpapar tumor, hanya pada tingkat yang lebih rendah.

Generasi penerus bangsa

Dalam studi kedua, para peneliti mencari kemungkinan efek multigenerasi dari paparan radiasi. Studi sebelumnya tentang korban bom atom dari Hiroshima dan Nagasaki belum menemukan bukti cacat bawaan utama.

Penelitian terbaru berfokus pada anak-anak yang masih hidup dari kelompok yang dikenal sebagai likuidator, orang-orang yang bekerja di pabrik untuk membersihkan radioaktif setelah bencana. Para peneliti mengurutkan seluruh genom dari 130 anak yang lahir antara 1987 dan 2002 yang terpapar pada tingkat radiasi yang sangat tinggi.

Tim peneliti mencari mutasi de novo atau mutasi genetik yang baru ditemukan dalam DNA anak dan tidak ada dalam genom kedua orang tua. Jika mutasi ini ditemukan artinya bahwa radiasi merusak sperma atau sel telur.

Namun, dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya peningkatan mutasi de novo. Artinya bahwa sebagian besar anak-anak terhindar dari kerusakan DNA dari paparan orang tua mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement