REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas manusia sehari-hari tidak disadari seringkali menyumbang emisi karbon. Hal ini lama kelamaan juga bisa berdampak pada iklim.
Bertepatan dengan Hari Bumi setiap 22 April, Sudono Salim dari Jejak.in, perusahaan rintisan yang memanfaatkan teknologi untuk konservasi lingkungan hidup, membagikan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap hari untuk mengurangi jejak karbon."Hal-hal kecil, kalau kita semua melakukannya, kita sadar mengurangi kebiasaan yang tidak baik, akan sangat membantu," kata Sudono saat webinar "Jaga Bumi dengan Inovasi", Kamis (22/4).
Pertama, hemat listrik. Konsumsi listrik sehari-hari sangat berpengaruh terhadap emisi karbon sehingga disarankan untuk menggunakan peralatan elektronik seperlunya saja.
Pada masa pandemi ini, orang banyak berkegiatan dari rumah. Mau tidak mau konsumsi listrik naik untuk berbagai keperluan, terutama belajar dan bekerja dari jarak jauh.
"Selama pandemi ini (konsumsi listrik) memang susah dihindari, semua memakai listrik dan internet," kata Sudono.
Dia menyarankan untuk memakai listrik seperlunya saja, misalnya hanya menyalakan pendingin ruangan ketika benar-benar diperlukan. Salah satu kebiasaan buruk yang perlu dihentikan adalah membiarkan perangkat pengisi daya ponsel (charger) tersambung ke stop kontak meski pun sedang tidak dipakai. Ada energi yang terpakai walau charger tidak sedang mengisi daya ponsel.
Kedua, mengurangi daging merah. Peternakan merupakan salah satu sektor yang menyumbang emisi karbon, di antaranya dari gas metana yang berasal dari sendawa sapi. Gas metana turut berpengaruh terhadap emisi gas rumah kaca.
Ketiga, kurangi naik kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor dan mobil, menggunakan bahan bakar fosil yang akan mengeluarkan berbagai senyawa dari sisa pembakaran. Jika jarak tempuh tidak terlalu jauh, upayakan berjalan kaki atau naik sepeda maupun skuter yang ramah lingkungan.