REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Aplikasi Google Maps mulai mengarahkan pengemudi pada rute yang diperkirakan menghasilkan emisi karbon terendah berdasarkan lalu lintas, lereng, dan faktor lainnya. Perusahaan itu mengumumkan hal tersebut pada Selasa (30/3) waktu setempat.
Google, salah satu unit Alphabet Inc, mengatakan fitur tersebut akan diluncurkan pada akhir tahun ini di Amerika Serikat dan pada akhirnya menjangkau negara lain sebagai bagian dari komitmennya. Hal ini bertujuan ini untuk membantu memerangi perubahan iklim melalui layanannya.
"Kecuali pengguna memilih keluar, rute default akan menjadi 'ramah lingkungan' jika opsi yang sebanding memakan waktu sekitar waktu yang sama," kata Google.
Saat rute alternatif jauh lebih cepat, Google akan menawarkan pilihan dan membiarkan pengguna membandingkan perkiraan emisi. "Apa yang kami lihat adalah sekitar setengah dari rute, kami dapat menemukan opsi yang lebih ramah lingkungan dengan pengorbanan waktu yang minimal atau tanpa biaya waktu," Direktur Produk di Google, Russel Dicker, dilansir di Malay Mail, pada Senin (29/3).
Google memperoleh perkiraan emisi relatif dengan pengujian di berbagai jenis kendaraan dan jenis jalan. Google juga memanfaatkan wawasan dari National Renewable Energy Lab (NREL) Pemerintah Amerika Serikat (AS). Data tingkat jalan berasal dari mobil Street View serta citra udara dan satelit.
Manajer grup mobilitas NREL, Jeff Gonder, mengatakan laboratorium yang mengembangkan alat yang dikenal sebagai FastE (untuk memperkirakan penggunaan energi kendaraan) mencapai kesepakatan bulan ini untuk mendapatkan dana dari Google dan mempelajari keakuratan perkiraannya.
Efek potensial emisi dari fitur tersebut tidak jelas. Sebuah studi terhadap 20 orang di California State University, Long Beach, pada tahun lalu menemukan peserta lebih cenderung mempertimbangkan emisi karbon dalam pemilihan rute setelah menguji aplikasi yang menunjukkan perkiraan.
Pengumuman Google tersebut menyertakan perubahan tambahan yang berfokus pada iklim. Mulai Juni, Google Maps akan mulai memperingatkan pengemudi tentang perjalanan melalui zona emisi rendah di mana beberapa kendaraan dilarang di Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Inggris.
Dalam beberapa bulan mendatang, pengguna aplikasi Google Maps akan dapat membandingkan mobil, bersepeda, angkutan umum, dan opsi perjalanan lainnya di satu tempat alih-alih beralih di antara bagian yang berbeda.