Senin 29 Mar 2021 13:56 WIB

Benarkah Kopi Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?

Peminum kopi juga cenderung mengkonsumsi lebih sedikit susu, sumber utama kalsium.

Rep: Zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kopi (ilustrasi)
Foto: Pxhere
Kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masih banyak yang mengira alasan tidak memberi anak kopi adalah karena kafein bisa menghambat pertumbuhan anak-anak. Namun, apa betul demikian?.

Dalam jurnal penelitian Nutrition Research Reviews, anggapan tersebut tidak benar adanya. Terlebih tidak ada bukti jika kafein atau kopi mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Baca Juga

Dijelaskan dalam penelitian itu, pertumbuhan dan perkembangan anak muncul karena kesehatan secara umum dari anak itu sendiri. Hal itu bisa saja tersendat jika ada infeksi berulang selama masa bayi, yang bisa memperlambat penyerapan nutrisi dan pertumbuhan tulang.

Hingga kini masih banyak yang percaya bahwa kopi bisa menghambat pertumbuhan anak. Meski alasan kenapa bisa muncul pernyataan itu belum diketahui, namun dalam penelitian dikatakan bahwa peminum kopi, biasa terkena resiko tinggi osteoporosis karena kafein dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium (meskipun efeknya kecil).

Fakta bahwa kafein mampu melemahkan tulang, diterjemahkan oleh banyak orang jika konsumsi yang lebih tinggi di masa kanak-kanak akan menyebabkan perawakannya lebih pendek. Namun, ternyata ada variabel lain yang berperan, peminum kopi juga cenderung mengkonsumsi lebih sedikit susu, sumber utama kalsium.

Dengan kata lain, kemungkinan besar perusak struktur tulang bukan kopinya, melainkan karena kalsium yang tidak mencukupi. Selain itu, penelitian selanjutnya juga tidak menemukan hubungan antara osteoporosis dan konsumsi kopi, menurut Harvard Health Publishing.

"Ada begitu banyak studi epidemiologi tentang kopi, yang menunjukkan bahaya atau kebaikan, sehingga membingungkan," kata penulis sains Mark Prendergast, penulis Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World dikutip dari live science, Senin (29/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement