REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Kenya, drone digunakan untuk menganalisis kesehatan tanaman. Ini membantu petani yang mengakses data lewat aplikasi, dan bisa meningkatkan hasil panennya.
Afrika punya lahan subur, tapi hasil pertaniannya kerap hanya sedikit. Kini penggunaan drone yang dilengkapi kamera mulai diterapkan, karena diperkirakan bisa membawa perubahan.
Kamera pada drone menangkap cahaya yang dipantulkan tanaman dalam berbagai panjang gelombang. Dengan demikian orang bisa mendapat informasi yang tidak bisa diperoleh hanya dengan penglihatan mata.
Drone untuk deteksi stres
Drone itulah yang digunakan Moses Kimani. Bersama seorang temannya, ia mendirikan perusahaan Lentera Africa tahun 2016.
Moses menerangkan, drone terbang di atas tanaman, dan mengambil semua gambar. Kemudian gambar-gambar mereka analisis, dan mereka bisa melihat jika tanaman mengalami stres.
"Dengan drone orang bisa melihat stres yang dialami tanaman, dua pekan sebelum terlihat mata. Jadi itu menolong petani untuk membuat keputusan di waktu yang tepat, sebelum ada kerugian," kata Moses Kimani.
Mendapat bimbingan dari Jerman
Perusahaan startup yang didirikan Moses Kimani adalah salah satu dari 12 perusahaan di Afrika yang saat ini mendapat pengajaran dari program bimbingan startup pemerintah Jerman. Ia secara teratur berdiskusi lewat Skype bersama lembaga Jerman GIZ, yang mengurus pembangunan berkelanjutan.
Inisiatif itu menyokong startup dalam sektor pertanian dan makanan, juga dalam upaya mereka mencari investor. Hingga sekarang, sebagian pendanaan mereka berasal dari penjualan pupuk. Perusahaan kecil itu juga menggunakan sistem demonstrasi. Klien bisa menggunakannya untuk mempelajari penggunaan teknologinya.