Ahad 28 Mar 2021 11:48 WIB

Kayu, Bahan Bangunan Mewah yang Ramah Lingkungan

Kemewahan yang dirasakan dari kayu termasuk pada sifatnya yang sederhana.

Kayu olahan (ilustrasi).
Foto: Antara/Kasriadi
Kayu olahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah hotel bintang lima di Austria jadi contoh bagus makin maraknya pembangunan dengan menggunakan kayu. Material mewah, ramah lingkungan, dan punya karakter unik.

Di lembah Zillertal di Austria, rumah-rumah dari kayu punya tradisi panjang. Sekarang, di sana juga ada hotel mewah yang hampir 100 persen dari kayu.

Baca Juga

Di Malis Garten, hotel bintang lima rancangan arsitek Italia, Matteo Thun, pemilik hotel Christina Binder-Egger dan suaminya Reinhard Binder mewujudkan impian mereka. Menurut Reinhard Binder yang pakar kayu, kemewahan yang dirasakan dari kayu termasuk pada sifatnya yang sederhana.

Kemewahan kayu

"Definisi kemewahan berubah dari waktu ke waktu," kata Christina Binder-Egger.

"Kesadaran para tamu akan kemewahan juga ikut berubah. Mereka mencari kemewahan, dan kita menawarkannya. Itu ada pada alam, pada keaslian."

Pada mebel dan perabotan, elemen kayu juga banyak digunakan. Suasana di dalam ruang harus segera dapat diserap oleh semua indra. Seorang tamu hotel tersebut mengutarakan bahwa kayu tampak menenangkan, karena punya kehangatan, karena kayu adalah organisme hidup.

Arsitek Harald Margreiter asal Austria bertanggung jawab atas desain interior di Hotel Malis Garten. Setengah tahun setelah hotel resmi dibuka, ia masih sering datang untuk melihat mebel-mebel yang dirancangnya secara khusus bagi hotel itu. Pengolahan materi dari kayu jadi tantangan yang ia sambut dengan antuasias.

Harald Margreiter menjelaskan bahwa material kayu memiliki karakter sendiri dan tidak bisa diperkirakan. Contohnya, jika mendapat sinar matahari cukup lama, kayu akan mudah retak. Inilah yang membuat materi tersebut spesial dan unik. Di hotel itu ada 15 meja, dan setiap meja itu retak di tempat yang berbeda-beda.

Kayu berpengaruh bagi kesehatan

Hotel mewah tersebut menggunakan enam jenis kayu berbeda dari daerah setempat, dari kayu cemara hingga pohon walnut. Kayu disebut-sebut punya pengaruh positif terhadap suasana hati dan kesehatan orang-orang di sekitarnya. Pemilik hotel yakin akan hal itu.

Di sana dipakai pula kayu dari pohon jenis pinus batu karena kayu jenis ini menguarkan aroma yang harum. Selain itu, kayu jenis ini dipercaya bisa menenangkan, dengan cara mengurangi frekuensi detak jantung dan membuat tidur lebih nyenyak.

Semakin banyak hotel dan tempat penginapan menggunakan bahan dari alam untuk arsitektur di luar dan dalam ruangan. Rumah dari kayu semakin disukai di Eropa. Juga makin beragam dan modern, misalnya menara tinggal setinggi 85 meter yang berdiri di Brumunddal, di dekat ibu kota Norwegia, Oslo.

Kayu tidak ketinggalan zaman

Pemilik hotel, Reinhard Binder mengungkap, dengan kayu orang bisa membangun tanpa ketinggalan zaman, dan dari segi arsitektur, kayu tidak ada batasnya. Kayu juga berumur panjang, dan menyimpan CO2. Setiap kubik meter kayu menyimpan satu ton CO2. Di hotel miliknya, tersimpan sekitar 1.600, 1.700 ton CO2.

Ide liburan mewah di hotel yang dibangun secara ekologis juga disukai para tamu. Namun, bangunan yang terbuat dari dari kayu lebih rentan terpengaruh cuaca dibandingkan yang dibangun dari beton. Karena itu sangat perlu standar kualitas paling tinggi saat membuat bangunan.

Antara tradisi dan modernitas. Hotel kayu jadi lambang arsitektur berkelanjutan yang punya masa depan cerah.

 

sumber: https://www.dw.com/id/bahan-bangunan-ramah-lingkungan-dari-kayu/a-56851818

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement