REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para peneliti di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri mulai menguji anak remaja dan lebih muda untuk memastikan vaksin Covid-19 aman dan berfungsi untuk setiap usia. Suntikan pertama ditujukan untuk orang dewasa yang paling berisiko terkena virus korona, tetapi untuk mengakhiri pandemi akan membutuhkan vaksinasi anak-anak juga.
Sejauh ini di AS, pengujian remaja adalah yang paling jauh dilakuka Pfizer dan Moderna. Uji coba kedua perusahaan ini diharapkan segera merilis hasil yang menunjukkan cara kinerja dua dosis vaksin pada kelompok 12 dan lebih tua. Pfizer saat ini diizinkan untuk digunakan mulai usia 16 tahun dan Moderna untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Namun, anak-anak yang lebih kecil mungkin membutuhkan dosis yang berbeda dari remaja dan orang dewasa. Moderna baru-baru ini memulai studi yang mirip dengan uji coba baru Pfizer.
Kedua perusahaan mencari dosis yang tepat dari setiap suntikan untuk setiap kelompok usia. Saat ini mereka berupaya untuk memvaksinasi bayi termuda berusia enam bulan.
Bulan lalu di Inggris, AstraZeneca memulai studi tentang vaksinnya pada anak usia 6 hingga 17 tahun. Johnson & Johnson sedang merencanakan studi pediatriknya sendiri.
China dengan Sinovac baru-baru ini mengumumkan telah mengirimkan data awal ke regulator China yang menunjukkan bahwa vaksinnya aman untuk anak-anak berusia tiga tahun.
Spesialis pediatrik dan vaksin Duke Dr Emmanuel 'Chip' Walter, yang membantu memimpin studi Pfizer, menyatakan, mendapatkan data untuk semua vaksin yang diluncurkan sangat penting. Hal ini karena negara-negara harus memvaksinasi anak-anak agar mencapai kekebalan kelompok.
Kebanyakan vaksin Covid-19 yang digunakan di seluruh dunia pertama kali dipelajari pada puluhan ribu orang dewasa. Studi pada anak-anak tidak perlu terlalu besar dengan peneliti memiliki informasi keamanan dari studi tersebut dan vaksinasi berikutnya dari jutaan orang dewasa.
Selain itu, tingkat infeksi anak-anak sangat rendah hanya mencapai sekitar 13 persen dari kasus Covid-19 yang didokumentasikan di AS. Fokus utama studi pediatrik tidak menghitung jumlah penyakit.
Para peneliti mengukur apakah vaksin meningkatkan sistem kekebalan anak-anak seperti yang mereka lakukan pada orang dewasa. Upaya ini untuk menunjukkan bahwa mereka akan menawarkan perlindungan serupa.