Kamis 25 Mar 2021 18:45 WIB

Ilmuwan Teliti Jutaan Burung dengan Perut Penuh Batu Apung

Pada 2013, jutaan burung ditemukan mati dengan perut penuh batu apung.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Migrasi burung (ilustrasi)
Foto: EPA/Jim Lo Scalzo
Migrasi burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Para peneliti sedang bekerja sama untuk memecahkan misteri mengapa tiga jutaan burung laut yang bermigrasi ditemukan mati dengan perut penuh batu apung. Peristiwa itu terjadi pada 2013.

Batu apung adalah batuan vulkanik yang berisi gelembung udara dan terkadang dapat membentuk rakit besar dari letusan bawah laut. Salah satu rakit yang terbesar yang tercatat di zaman modern, terdapt di pantai timur Australia pada tahun 2013. Pada saat itu ditemukan bersama dengan jutaan unggas yang mati. Dari hasil penelitian sementara, burung memakan batu apung karena kelaparan.

Baca Juga

"Hasil kami menunjukkan kalau burung sudah kelaparan pada saat menelan batu apung dan keadaan kelaparan akan tercermin dari kondisi tubuh yang buruk dan berkurangnya massa otot. Mereka makan batu apung karena mereka kelaparan," kata Ahli Burung CSIRO Lauren Roman dikutip dari brisbanetimes pada Kamis, (25/3).

"Studi ini memiliki implikasi untuk kematian massal dan memperburuk ancaman yang ada terhadap spesies laut," kata dia.

Sementara itu, Ahli Geologi QUT Scott Bryan mengatakan akan mencari tahu apa yang terjadi di sekitar waktu migrasi burung. Ia menggunakan pemodelan komputer untuk melacak di mana burung-burung itu kemungkinan besar akan melakukan perjalanan dan kemudian melapisinya dengan jalur rakit batu apung, yang berasal dari letusan gunung berapi bawah laut Havre pada akhir tahun 2012 di Selandia Baru.

"Saya menemukan burung hanya akan menemukan batu apung ketika mereka melintasi ekuator. Tapi saya dapat melacak bebatuan dengan sangat akurat, saya tahu itu berasal dari letusan ini, yang berarti burung telah memakannya di akhir perjalanan dalam perjalanan ke Australia," kata dia.

Sebelumnya diketahui, tiga juta burung penciduk berekor pendek ditemukan mati. Penelitian selanjutnya menemukan hampir semuanya mengandung batu apung dalam jumlah besar di perut mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement