Senin 15 Mar 2021 13:08 WIB

China Targetkan Astronaut Bisa Tinggal Lama di Bulan

China ingin membuat terobosan dalam desain roket pada 2021-2025.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan
Foto: en.wikipedia.org
Bulan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China merencanakan astronautnya bisa tinggal lama di Bulan. China telah memetakan serangkaian misi tanpa awak pada dekade ini, termasuk mendirikan pangkalan robot untuk menjelajahi wilayah kutub selatan bulan, sebelum pendaratan berawak.

"Jika proyek stasiun penelitian bulan berhasil dilaksanakan, China tidak akan jauh dari pencapaian pendaratan berawak," kata Wu Weiren, kepala perancang program eksplorasi bulan China.

Baca Juga

Pekan lalu, China dan Rusia menandatangani pakta awal untuk mendirikan stasiun penelitian bulan internasional. Namun, tidak diungkapkan timeline kapan hal itu bisa terealisasi.

Dibandingkan dengan astronot Amerika yang hanya bisa tinggal selama puluhan jam setelah mendarat di bulan, menurut Wu, astronot China akan tinggal di bulan untuk jangka waktu yang lebih lama.

"Ini akan menjadi kunjungan jangka panjang di bulan, bukan perhentian jangka pendek," kata Wu.

China telah berhasil meluncurkan serangkaian misi bulan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, China berhasil mengambil batuan bulan oleh misi tanpa awak. Ini adalah yang pertama dilakukan oleh negara mana pun sejak tahun 1976.

Namun China masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal pengalaman, keahlian, dan teknologi.

NASA berencana mengembalikan astronaut ke permukaan bulan pada tahun 2024. Pendaratan awak NASA terakhir dilakukan pada tahun 1972.

Roket China saat ini tidak memiliki daya dorong yang cukup untuk mengirim astronot ke bulan, kata Wu, tetapi China bertujuan untuk membuat terobosan dalam desain roket pada 2021-2025.

"Dalam misi China berikutnya ke bulan, sampel kutub selatan bulan akan diambil," katanya.

Misi selanjutnya akan melibatkan survei rinci sumber daya di kutub selatan, dan pengujian teknologi utama dalam persiapan pembangunan stasiun penelitian.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement