Senin 01 Mar 2021 11:59 WIB

Jepang Memanfaatkan AI untuk Kurangi Sampah Makanan

Mengurangi sampah makanan mendorong keberlanjutan pangan di Jepang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Limbah makanan rumah tangga
Foto:

Pembuat minuman Suntory Beverage & Food Ltd sedang bereksperimen dengan produk AI lain dari Fujitsu Ltd. Teknologi ini untuk mencoba menentukan apakah barang seperti botol teh oolong dan air mineral telah rusak dalam pengiriman.

Sampai sekarang, memeriksa kondisi barang adalah upaya manusia yang memakan waktu. Dengan AI baru, Suntory berharap dapat mengukur kondisi hanya kotak yang rusak atau isinya sendiri telah rusak dan perlu dikembalikan.

Suntory bertujuan untuk mengurangi pengembalian barang hingga 30-50 persen dan memotong biaya limbah makanan. Langkah ini pun dapat mengembangkan sistem standar umum yang dapat digunakan bersama oleh pembuat makanan dan perusahaan pengiriman lainnya.

Jual makanan sisa

Selain dari sisi toko, pelanggan pun mulai ikut terlibat, terutama semenjak pandemi virus corona. Tatsuya Sekito meluncurkan Kuradashi, sebuah perusahaan e-commerce yang menjual makanan yang tidak terjual dengan harga diskon.

Pengembangan perusahan ini dilakukan pada 2014 setelah melihat sejumlah besar limbah dari pengolah makanan saat bekerja untuk sebuah perusahaan perdagangan Jepang di Cina. Bisnis ini sekarang berkembang karena lonjakan permintaan akan makanan yang tidak terjual dengan harga murah karena konsumen menjadi lebih sadar biaya di tengah pandemi.

"Penjualan tumbuh 2,5 kali lipat tahun lalu dari tahun sebelumnya, sementara jumlah limbah makanan meningkat dua kali lipat sejak virus korona memutus rantai pasokan makanan," kata Sekito.

Kuradashi memiliki jaringan 800 perusahaan, termasuk Meiji Holdings Co, Kagome Co, dan Lotte Foods Co. E-commerce ini menjual total 50.000 item termasuk bungkus kari instan, smoothie, dan nori berkualitas tinggi.

"Pembeli Jepang cenderung pilih-pilih, tetapi kami menarik pelanggan dengan tidak hanya menawarkan obral tetapi juga kesempatan untuk menyumbangkan sebagian dari pembelian untuk amal, meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial,” kata Sekito.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement