REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 70 ribu virus yang sebelumnya tidak dikenal hidup di usus manusia dan menginfeksi bakteri di sana. Namun, cara virus itu memengaruhi tubuh masih menjadi misteri.
Mikrobioma usus berperan penting dalam pencernaan makanan dan mengatur sistem kekebalan. Akan tetapi, banyak penelitian yang mengaitkan ketidakseimbangan mikroba usus dengan kondisi lain termasuk penyakit hati, obesitas, dan alergi.
Dalam studi baru, para peneliti menggunakan metode yang disebut metagenomik untuk mengidentifikasi virus. Metode ini melibatkan analisis semua materi genetik dari komunitas mikroba. Kemudian, mereka memetakan urutan individu yang ditemukan pada spesies tertentu. Ada lebih dari 28 ribu sampel mikrobioma usus yang diambil dari 28 negara.
Proses ini mengungkapkan genom lengkap untuk lebih dari 140 ribu spesies virus yang hidup di usus manusia. Namun, satu orang hanya membawa sebagian kecil dari spesies itu. Kendati banyak jenis virus yang hidup di usus, mereka fokus pada virus yang dapat menginfeksi bakteri, yakni bakteriofag atau fag.
“Kami membatasi ruang lingkup pada bakteriofag karena masih mencari tahu peran mereka dalam kesehatan manusia,” kata Penulis Utama, Luis Camarillo-Guerrero dari Welcome Sanger Institute, Inggris, dilansir Live Science, Senin (1/3).
Fag dapat berperan dalam mikrobioma usus. Misal, mengutungkan pada inang bakteri dan memengaruhi cara bakteri berkembang. “Karena komunitas bakteri adalah komponen penting dari usus kita, tidak sulit membayangkan fag dapat berperan dalam menjaga keseimbangan yang sehat di usus kita,” ujar dia.
Namun, ada kasus yang diketahui ketika fag berkontribusi pada penyakit. Mulai dari difteri sampai botulisme yang disebabkan oleh racun yang dikodekan oleh gen fag. Mereka menerbitkan genom dari virus yang menyerang bakteri dalam database baru yang disebut Gut Phage Database. Gut Phage Database dapat digunakan untuk memandu studi tentang virus ini. Studi ini dipublikasikan pada 18 Februari di jurnal Cell.