REPUBLIKA.CO.ID, ANTARTIKA -- Gunung es seukuran New York City terpecah dari lapisan es di Antartika pada Jumat (26/2). Kejadian itu sekitar 10 tahun setelah para ilmuwan mulai melacak retakan di es.
Berdasarkan data Wikipedia, New York City memiliki luas wilayah 783 kilometer persegi. Luas ini lebih besar dari Singapura yang mencapai 728 km persegi.
Dilansir dari The Hill, Ahad (28/2), British Antarctic Survey (BAS) merilis pernyataan pada Jumat (26/2) yang menggambarkan pecahnya gunung es seluas 490 mil atau 784 km persegi dari Brunt Ice Shelf, lokasi yang tidak jauh dari pos penelitian Inggris.
“Tim kami di BAS telah dipersiapkan untuk memecahkan gunung es dari Burnt Ice Shelf selama bertahun-tahun,” kata Director of British Antarctic Survey Dame Jane Francis.
Para peneliti tahu gunung es akan segera pecah setelah retakan baru di es muncul pada November dan bertambah besar setiap hari.
Sebelumnya, tim berisi 12 orang meninggalkan meninggalkan Stasiun Riset Halley BAS awal bulan ini sebelum musim dingin melanda. Tim tidak tinggal di stasiun selama musim dingin sejak 2017 seandainya gunung es pecah, karena evakuasi darurat akan sulit sebab kurangnya cahaya siang di Antartika selama musim dingin.
Stasiun penelitian aman dari keterputusan karena dipindahkan ke daratan pada 2016. Direktur Operasi di BAS, Simon Garrod mengatakan tugas mereka sekarang adalah mengawasi situasi dan menilai setiap dampak potensial dari memecahkan saat ini di es yang tersisa.
“Kami terus meninjau rencana darurat kami untuk memastikan keamanan staf kami, melindungi stasiun penelitian kami dan mempertahankan penyampaian sains yang kami lakukan di Halley,” ujarnya.
Pengumuman tersebut juga menjelaskan peristiwa ini bukanlah akibat dari perubahan iklim.
“Perubahan es di Halley adalah proses alami dan tidak ada hubungan dengan peristiwa memecahkan yang terlihat di Larsen Ice Shelf dan tidak ada bukti bahwa perubahan iklim telah memainkan peran penting,” kata pengumuman itu.