Kamis 25 Feb 2021 21:29 WIB

Soal Corona Jadi Tren di Google

Pencarian tentang virus corona melonjak melampaui soal cuaca.

Google
Foto: EPA
Google

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Editor Google News Lab Simon Rogers memaparkan seputar tren penelusuran selama masa pandemi Covid-19. Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna mulai mencari informasi tentang virus corona hingga soal spiritual di mesin pencari Google.

"Pada 2020, dapat dilihat bahwa pencarian tentang virus corona melonjak melampaui soal cuaca. Itu adalah sesuatu yang tidak sering kita lihat," ujar Rogers dalam temu media virtual, Kamis (25/2).

Menurut Rogers, pada awal pandemi Covid-19 orang-orang mulai mencari tahu soal informasi tentang sejumlah pertanyaan mendasar, seperti apa itu virus corona dan gejala virus corona. Setelah beberapa lama, pencarian mulai bergeser pada pertanyaan seputar bagaimana mencegah penyebaran virus corona, seperti bagaimana membuat masker wajah dan hand sanitizer.

"Itu yang kami lihat di mana-mana di seluruh dunia," kata Rogers.

Dia juga melihat dampak yang sangat besar pada ekonomi saat pemerintah di seluruh dunia memberlakukan pembatasan sosial. Penelusuran tentang pengangguran disebut lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Demikian pula kata kunci seperti kelaparan dan bank makanan, menjadi tren. Pada saat yang sama, Rogers memperhatikan bahwa orang-orang seluruh dunia 'haus' akan informasi yang dapat mereka percayai. Namun, begitu banyak informasi yang salah tentang virus corona. Mereka kemudian datang ke Google untuk mencari fakta karena  ingin memiliki informasi yang dapat dipercaya.

Menurut Rogers, sumber-sumber resmi soal pandemi Covid-19 seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC AS), mulai dicari orang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rogers mengatakan ada banyak variasi pencarian secara global dan dia melihat terjadi evolusi penelusuran dari waktu ke waktu.

Mulai mencari tahu fakta dasar tentang virus corona, hingga orang-orang mulai mencari tahu kapan virus corona akan berakhir. "Di sisi lain, kami juga memperhatikan ketika orang-orang mencari virus corona, mereka mencari pertanyaan besar, metafisik yang sangat besar, seputar Tuhan dan kebahagiaan dan empati, dan seterusnya, pada tingkat yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ujar Rogers.

Rogers mengatakan selain soal spiritual, orang-orang, juga mulai mencari tentang kepribadian diri sendiri untuk membantu melewati karantina. Rogers pun melihat peningkatan penelusuran soal pengembangan diri sendiri di masa pembatasan sosial, mulai dari cara membuat kopi organik atau cara membuat adonan piza, yang menjadi tren, tidak hanya di AS tapi juga di seluruh dunia.

Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang mulai beradaptasi dengan pandemi. Menurut Rogers, muncul optimisme yang begitu kuat. Dia mencatat tingginya penelusuran dengan kata kunci 'harapan' yang memperlihatkan level optimisme orang-orang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement