Jumat 19 Feb 2021 19:31 WIB

Gunakan AI, Akurasi GeNose Bisa Terus Ditingkatkan

Penggunaan GeNose diharapkan mengembalikan kepercayaan terhadap sektor pariwisata.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (tengah) bersama Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga (keempat kanan) dan sejumlah perwakilan dari asosiasi-asosiasi pariwisata Indonesia berfoto bersama dalam peluncuran GeNose C-19 untuk Kepariwisataan Indonensia di Jakarta, Jumat (19/2).
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (tengah) bersama Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga (keempat kanan) dan sejumlah perwakilan dari asosiasi-asosiasi pariwisata Indonesia berfoto bersama dalam peluncuran GeNose C-19 untuk Kepariwisataan Indonensia di Jakarta, Jumat (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- GeNose adalah alat kesehatan dengan teknologi yang sudah sesuai revolusi industri 4.0 karena menggunakan kecerdasan artifisial (AI). Kelebihan AI adalah mesin yang tidak berhenti belajar dan memperbarui akurasinya melalui data yang sudah dikumpulkan.

"Sehingga GeNose cocok sebagai alat screening karena mudah digunakan," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/ BRIN), Bambang Brodjonegoro saat mengisi konferensi pers virtual Hybrid Launching Genose C-19: Inovasi Indonesia untuk Kepariwisataan Indonesia, Jumat (19/2).

Baca Juga

Ia menjelaskan, para pengunjung tempat wisata atau tamu hotel tinggal menghembuskan napas, tanpa perlu menggunakan alat yang dimasukkan ke hidung maupun tenggorokan. Hasilnya pun keluar cukup cepat, hanya satu menit. 

Kelebihan lainnya dari GeNose, dia melanjutkan, adalah harga GeNose yang cukup murah yaitu Rp 60 juta untuk 100 ribu pemakaian. Jadi, per pemakaian hanya membutuhkan Rp 600 saja.

Nantinya jika Genose digunakan di hotel dan tempat wisata maka tak semua orang bisa masuk tanpa dites menggunakan GeNose. "Mereka yang dites adalah semua karyawan, karena turis yang akan menginap ingin mendapatkan kepastian bahwa karyawan sudah aman atau negatif," kata Bambang.

Kemudian, setiap tamu yang akan memasuki tempat wisata termasuk hotel meski sudah punya bukti swab test PCR maupun rapid test bahkan telah divaksin tetap dianjurkan melakukan tes GeNose sebagai langkah preventif. Sehingga, orang yang bersebelahan maupun yang bertemu di hotel atau tempat wisata tidak harus terlalu khawatir.

"Karena yang masuk sudah terseleksi negatif setelah menjalani screening menggunakan GeNose," ujar Bambang.

Dengan penggunaan GeNose di tempat wisata dan hotel, Bambang berharap pelan-pelan bisa mulai timbul kepercayaan publik, sehingga kegiatan pariwisata mulai bergerak lagi. Tentunya, pelaku usaha pariwisata harus tetap mengedepankan protokil kesehatan 3M karena proses vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok masih butuh waktu antara 12 bulan sampai 15 bulan.

Ia berharap, GeNose jadi upaya kecil untuk sesuatu yang besar yakni pemulihan ekonomi usai Covid-19. Bambang juga berharap GeNose bisa membantu mobilitas pengunjung yang mengikuti protokol kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement