Sabtu 06 Feb 2021 08:23 WIB

Intagram, Twitter dan TikTok Nonaktifkan Ribuan Akun Curian

Komunitas OGUsers memfasilitasi peretasan akun dan mengendalikan media sosial.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebarkan kebaikan lewat media sosial. Ilustrasi
Foto: pixabay
Sebarkan kebaikan lewat media sosial. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Instagram telah menonaktifkan ratusan akun yang dicuri sebagai bagian dari operasi peretasan online. Operasi peretasan online dirancang untuk mendapatkan akses dan menjual nama pengguna yang langka dan diinginkan.

Pakar keamanan siber Brian Krebs melaporkan TikTok dan Twitter juga mengambil tindakan pada beberapa akun milik peretas yang sama. Dilansir dari The Verge, Jumat (5/2), platform milik Facebook tersebut mengarahkan pandangannya, terutama pada komunitas di sekitar OGUsers. UGUsers adalah sebuah situs web yang terkenal karena memperdagangkan nama pengguna yang dicuri dan membantu memfasilitasi peretasan akun-akun melalui berbagai metode, seperti pertukaran SIM.

Baca Juga

Pengguna mendapatkan kendali atas nomor telepon seseorang dan menggunakannya untuk mengatur ulang kata sandi dan mengendalikan media sosial.

“Hari ini, kami menghapus ratusan akun yang terhubung ke anggota forum OGUsers. Mereka melecehkan, memeras dan menyebabkan kerugian bagi komunitas Instagram dan kami akan terus melakukan semua yang bisa untuk mempersulit mereka mendapatkan keuntungan dari nama pengguna Instagram,” ujar juru bicara Facebook pada The Verge.

Instagram kini merilis fitur baru yang memungkinkan orang memulihkan kiriman yang dihapus, jika peretas mengendalikan akun mereka dan menghapusnya. Krebs melaporkan pada Kamis (4/2) tindakan keras itu merupakan upaya bersama, dengan Twitter dan TikTok untuk mengambil tindakan terhadap anggota komunitas OGUsers.

Selain menonaktifkan akun yang dicuri, platform sosial juga telah menonaktifkan beberapa akun perantara OGUsers yang bertindak sebagai perantara selama transaksi nama pengguna dengan menyimpan dana di dalam pengawasan pihak ketiga, Reuters melaporkan.

OGUsers menjadi berita utama musim panas lalu ketika sekelompok kecil peretas yang berafiliasi dengan situs tersebut diduga berpartisipasi dalam peretasan Twitter yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peretasan melibatkan pengaturan ulang kata sandi pada akun puluhan individu dan perusahaan terkenal, termasuk Elon Musk dan Barack Obama.

Penipu menggunakan akses akun mereka untuk menjalankan penipuan bitcoin. Seperti individu di tengah peretasan Twitter, Graham Ivan Clark yang saat itu berusia 17 tahun, banyak peretas Instagram yang bertindak dan mereka yang sering menjadi OGUser adalah anak dibawah umur. Mereka seringkali ditarik ke dalam komunitas, karena daya pikat mencuri dan mempertahankan nama pengguna mereka yang langka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement