Sabtu 06 Feb 2021 08:01 WIB

90 Persen Perangkat Bekas Masih Menyisakan Data Sensitif

Pembeli perangkat bekas mungkin berpotensi mewarisi malware pemilik sebelumnya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Agus Yulianto
Pekerja memilih barang bekas di tempat pengepulan sampah elektronik di Jakarta. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pekerja memilih barang bekas di tempat pengepulan sampah elektronik di Jakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perangkat bekas (second) yaitu perangkat yang dijual kembali oleh pemilik sebelumnya. Penelitian terbaru oleh para ahli Kaspersky menemukan, sebagian besar perangkat ini belum dihapus seutuhnya saat akan dijual. Sehingga, informasi pemilik sebelumnya berisiko dapat diakses oleh pihak ketiga.

Selama dua bulan, para peneliti Kaspersky menganalisis lebih dari 185 perangkat media penyimpanan. Seperti kartu memori dan hard drive dan menemukan 90 persen data tersisa di perangkat tersebut. 

Dari 90 persen isian data, 16 persen memberikan akses secara langsung ke informasi tersebut. Sementara 74 persen lainnya diekstraksi menggunakan ukiran file (file carving), yakni metode untuk memulihkan file dari ruang yang tidak beralamat pada media penyimpanan.

Data yang ditemukan berkisar dari entri kalender berisi catatan rapat hingga foto dan video pribadi, bahkan dokumen pajak, informasi perbankan, kredensial login dan informasi medis-di mana semua data ini akan berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. 17 persen dari perangkat juga memasang pemindai virus, ini berarti para pengguna yang membeli perangkat bekas mungkin berpotensi mewarisi malware pemilik sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement