REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- WhatsApp menggunakan pesan Status (Stories) untuk menggarisbawahi “komitmen terhadap privasi pengguna”. Kampanye ini telah dijalankan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Kampanye serupa telah berjalan di India selama beberapa waktu, namun sekarang menjangkau lebih banyak audiens global. Di Indonesia, status WhatsApp muncul pada Jumat (29/1) kemarin.
Dilansir dari Engadget, Ahad (31/1), seorang juru bicara mengatakan perusahaan di masa depan akan menggunakan Status untuk menyampaikan pembaruan secara langsung. Hal ini untuk menghindari kebingungan seputar perubahan kebijakan privasinya.
Sebelumnya, pada awal bulan Januari, pengguna Whatsapp menerima pemberitahuan bahwa platform tersebut sedang mempersiapkan kebijakan dan ketentuan privasi baru. Informasi pembaruan ini heboh di kalangan penguna.
Banyak yang menganggap bahasa yang diperbarui dalam kebijakan tersebut menyiratkan WhatsApp akan membagikan pesan dan konten lain dengan Facebook. WhatsApp mengatakan tidak dapat membaca pesan milik pengguna. Akibat kesalahpahaman itu, jutaan pengguna yang kesal pindah ke aplikasi obrolan lain seperti Signal dan Telegram.
Langkah pemberian informasi melalui stories dinilai dapat membantu WhatsApp menghadapi 'keributan' di masa depan dengan berbicara langsung pada pengguna, alih-alih mengeluarkan pernyataan dan mengarahkan pengguna ke FAQ.