REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei telah menjadi alat tawar-menawar dalam perang perdagangan Amerika Serikat-China sejak pertengahan 2019. Perang dagang ini telah menyeret sub merek Honor-nya. Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu akhirnya menjual Honor dan membiarkannya berkembang dengan sendirinya. Penjualan Honor ini memungkinkan Honor sebagai perusahaan baru berdagang dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), termasuk Google.
Dilansir dari GSMArena, Rabu (20/1), menurut surat kabar terkemuka Rusia, Kommersant, Honor sedang mengerjakan lini baru smartphone yang dapat menjalankan Layanan Google.
Orang dalam mengungkapkan bahwa pemisahan dari Huawei berarti AppGallery akan tersedia untuk ponsel Honor saat ini. Sementara perangkat baru tidak akan memiliki akses mudah ke komunitas Huawei HMS.
Sejauh ini, Honor telah meluncurkan ponsel tanpa layanan Google atau non-GMS selama lebih dari 18 bulan. Ini secara besar-besaran merugikan penjualan di pasar seperti Eropa dan Rusia.
Hal besar berikutnya dari Honor adalah seri V40. Namun, ponsel ini dikembangkan di bawah kepemilikan Huawei dan secara alami akan hadir dengan Magic UI dan tanpa akses GMS.
Perubahan tersebut kemungkinan akan mempengaruhi ponsel Honor X11 dan Honor 40. Akan mengejutkan jika perusahaan memutuskan untuk memperkenalkan kualifikasi baru, menandai kemandiriannya dan awal yang baru.
Sebelumnya, Honor telah berjanji untuk memulai penjualan ponsel V405G pada 22 Januari siang hari waktu setempat. Honor belum merinci spesifikasi V40 5G.
Honor membagikan poster yang mengkonfirmasi layar melengkung dengan lubang berbentuk pil di sudut kiri atas untuk kamera swafoto ganda, serta rectangular camera island di bagian belakang.