REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 45.500 tahun silam, atau sekitar 435 abad sebelum Masehi, para seniman sibuk melukis pada dinding gua Leang Tedongnge. Gua ini terletak di kawasan pegunungan karst di Maros, Sulawesi Selatan.
Di bawah temaram cahaya api unggun, mereka dengan hati-hati melukis tiga ekor babi rusa, hewan khas Sulawesi, pada dinding gua dengan menggunakan pigmen merah tua. Lukisannya sangat terperinci, lengkap dengan wajah hewan yang khas dan jambul rambut yang kaku.
Pekan ini, lukisan ini dan lukisan lainnya yang terdapat di gua-gua di kawasan itu, dipublikasikan dalam jurnal Science Advances. Tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog dari Griffith University Australia dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Indonesia, memperkirakan para pelukis tersebut merupakan manusia modern atau Homo Sapiens.
Lukisan yang berusia puluhan ribu tahun ini, merupakan contoh ilustrasi tertua di dunia yang menggambarkan objek secara nyata dan bisa dikenali.
Menurut Profesor Adam Brumm dari Griffith University, selain "menakjubkan", contoh seni cadas semacam itu juga membantu melukiskan gambaran tempat tinggal dan pergerakan manusia dari Asia ke Australia.
"Kita tahu manusia modern, spesies kita ini, pasti telah melintasi bagian dunia ini untuk mencapai Australia setidaknya 65 ribu tahun silam," kata Prof Adam.
Meski teknik penanggalan yang digunakan memberi batasan usia minimal pada lukisan 45.500 tahun, bisa jadi lukisan ini jauh lebih tua usianya. Belum diketahui apakah para seniman pelukis babi rusa adalah nenek moyang dari kelompok yang berhasil sampai ke benua Australia. Namun Profesor Adam mengatakan, penelitian mereka tentang seni cadas di permukiman manusia di wilayah Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya diharapkan bisa mengungkap lukisan yang jauh lebih tua.