REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan-badan intelijen AS meyakini Rusia berada di balik peretasan dunia maya terungkap pada bulan Desember. Presiden Trump sebelumnya menyebutkan bahwa China mungkin berada di balik peretasan masif tersebut, meskipun anggota lain dari pemerintahannya telah menuding Rusia. Ribuan perusahaan global terdampak peretasan ini.
Dalam pernyataan bersama, badan intelijen mengatakan mereka saat ini yakin kurang dari 10 badan pemerintah AS melihat data mereka diretas. Organisasi lain di luar pemerintah juga terpengaruh atas peretasan ini.
Mereka mengatakan mereka masih menyelidiki ruang lingkup insiden itu. Dilansir di BBC, Rabu (6/1), kabar terkini penyidikan datang dari pernyataan satuan tugas yang disebut Kelompok Koordinasi Cyber Unified yang dibentuk untuk menangani insiden tersebut.
Kelompok ini terdiri dari badan intelijen dan penegakan hukum termasuk FBI dan NSA. Kelompok itu mengatakan masih berusaha memahami ruang lingkup dari apa yang telah terjadi.
Delapan belas ribu pelanggan yang menggunakan produk Orion dari perusahaan Solar Winds diketahui mengalami peretasan. Namun, intelijen AS meyakini jumlah perusahaan terdampak jauh lebih kecil melihat aktivitas lanjutan dari para peretas di mana mereka mencuri data. Departemen Keuangan AS termasuk di antara lembaga yang sebelumnya diakui menjadi sasaran.
"Ini adalah peretasan serius yang akan membutuhkan upaya berkelanjutan dan berdedikasi untuk memulihkannya," kata pernyataan itu.