Ahad 20 Dec 2020 11:28 WIB

 Tri Mumpuni, dari Adzan hingga Pengakuan Dunia

Tokoh Perubahan Republika 2009 masuk 22 ilmuwan Muslim paling berpengaruh.

Rep: Endah Hapsari/ Red: Fitriyan Zamzami
Tri Mumpuni.
Foto: Republika
Tri Mumpuni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Ahad (20/12) Presiden Jokowi melansir gambar di akun Twitter-nya menjelang Hari Ibu dengan menyampaikan prestasi dua ilmuan Indonesia. Di antaranya Adi Utarini dan Tri Mumpuni. 

Prof Adi Utarini masuk daftar "Nature's 10 : Ten People Who Helped Shape Science in 2020" dari jurnal sains Nature. Sedangkan Tri Mumpuni masuk dalam 22 Most Influential Muslim Scientists dalam daftar "the 500 Most Influential Muslims, Royal Islamic Strategic Studies Centre.

Tri Mumpuni sebelumnya telah menyabet juga penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2009. Juri kala itu memilih perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah 56 tahun  lalu itu sebagai pekerja ekonomi rakyat kecil dan pedalaman, menjadi tokoh perubahan 2009.

Ia benar-benar 'mumpuni' dalam memberdayakan dan 'menerangi' masyarakat pedalaman. Bersama sang suami, Iskandar Budisaroso, ia berkeliling ke ratusan daerah di Tanah Air demi membangun pembangkit mikrohidro yang melibatkan unsur-unsur masyarakat agar mereka juga bisa menikmati terangnya listrik.

photo
Tautan gambar dari akun Twitter Presiden Joko Widodo. - (Twitter)

Apa yang menjadi ispirasi alumni Institut Pertanian Bogor itu? Pada 2015, ia sempat berkisah bahwa perjalanannya dimulai dari keluhan seorang ibu yang ia temui. 

Keinginan seorang ibu menggetarkan hati Tri Mumpuni. Sang ibu hanya punya satu keinginan yang terkesan sederhana, namun ternyata tidak sederhana untuk diwujudkan. "Ibu itu ingin agar suara adzan dari masjid bisa terdengar hingga ke rumahnya," ujar Tri saat itu.

Masalahnya, suara adzan itu tidak akan pernah sampai bila tak ada aliran listrik yang masuk ke desa sang ibu. Dan, sejak itulah dia pun bertekad agar listrik bisa masuk ke semua wilayah di Indonesia.

Terlebih, ia sering melihat desa-desa yang penuh dengan sumber air melimpah, namun tidak memiliki kabel distribusi listrik. Hal ini mengakibatkan masyarakat di sana tidak bisa melakukan aktivitas seperti kita yang mungkin dengan mudah menikmati listrik, terutama untuk penerangan di malam hari.

Dengan kemampuannya, dia pun mengembangkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hasilnya, hingga kini sudah 82 desa terpencil di Indonesia yang mendapatkan manfaat sumber daya ini.

photo
Tri Mumpuni, pegiat pembangkit listrik tenaga hidromikro. Penerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2009. - (REPUBLIKA)

 

Bagi Tri, melihat banyaknya orang yang berbahagia merasakan manfaat listrik di wilayah-wilayah terpencil merupakan kebahagiaan yang juga amat berarti untuknya. Bahkan, ia mengungkapkan kebahagiaan dari banyak orang karena usahanya tak bisa dibeli dengan uang, berapa pun besarnya. "Banyak masyarakat yang desa dan rumahnya terang saat malam sangat senang, bahkan tak sedikit yang terharu berteriak ‘Allahu Akbar!’ Saya sendiri sangat merinding dan dengan itu ingin terus berbuat kebaikan, lagi dan lagi," ungkap Tri.

Meski usaha ini tidak selalu berjalan mulus dan kadang menemui kendala-kendala, Tri tetap berupaya mewujudkan niat baiknya. Beberapa kesulitan yang umum ditemuinya, yakni untuk sampai ke lokasi, perjalanan darat yang terkadang mengharuskan ia berjalan kaki selama dua hari.

 
Banyak masyarakat yang desa dan rumahnya terang saat malam sangat senang, bahkan tak sedikit yang terharu berteriak ‘Allahu Akbar!’

 

Tak hanya itu, ada pihak-pihak tertentu yang memandang sebelah mata proyek listrik yang ingin Tri lakukan. Tidak jarang, pungutan liar juga diminta oleh oknum aparat. "Tetapi, saya tetap yakin, niat dan tujuan baik yang kita miliki memudahkan jalan kita. Terlebih, dengan keyakinan bahwa apa yang kita usahakan bisa membuat hidup banyak orang lainnya berarti," kata Tri.

Dengan kemampuannya, sejak 1997 dia mengembangkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hasilnya, setidaknya sudah 82 desa terpencil di Indonesia yang mendapatkan manfaat sumber daya ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement