Kamis 17 Dec 2020 18:38 WIB

Tren Teknologi yang akan Bertahan Usai Pandemi

Berbagai kegiatan masyarakat sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa pandemi, keberadaan teknologi makin terasa esensial. Kini, berbagai kegiatan masyarakat sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi.

Dikutip dari Sharpminds.com, dalam daftar tren teknologi sepanjang tahun ini, ada berbagai teknologi yang bersinar terang karena makin banyak digunakan dalam keseharian masyarakat. Di antaranya tren kecerdasan buatan, jaringan 5G dan pembayaran nontunai.

Baca Juga

Jaringan 5G

5G diakui sebagai masa depan komunikasi dan ujung tombak untuk seluruh industri seluler. Menurut visi Huawei Technology, penyebaran jaringan 5G akan muncul antara 2020-2030.

Jaringan 5G memungkinkan konektivitas internet lima kali lebih cepat dari kemampuan 4G dan menawarkan koneksi yang lebih stabil.

Ericsson memperkirakan pada 2026, 60 persen penduduk dunia akan memiliki akses ke layanan 5G, dengan jumlah pelanggan diperkirakan mencapai 3,5 miliar. Teknologi 5G pun akan menyumbang lebih dari 50 persen lalu lintas data seluler.

Jerry Soper selaku Head of Ericsson Indonesia, menyampaikan, di Asia Tenggara dan Oseania, lalu lintas data seluler terus tumbuh secara stabil. "Lalu lintas data seluler diperkirakan mencapai 32 Exabyte per bulan pada 2026 atau setara dengan 33 GB per bulan per smartphone," ujarnya.

Pembelian Tanpa Uang Tunai

Lebih kurang 15 tahun yang lalu, konsumen menggunakan uang tunai atau cek untuk membayar banyak hal dan kartu kredit disediakan untuk pembelian besar. Sekarang, hampir semuanya sudah dibeli dengan kartu.

Chief Operating Officer (COO) Fast, Allison Barr Allen, mengungkapkan, ada perubahan pada konsumen yang saat ini terus membeli barang secara daring. Karena pembeli kian terbiasa dengan kemudahan dan kenyaman berbelanja daring, pergeseran digital ini pun diperkirakan akan terus berlanjut.

Kecerdasan buatan

Kecerdasan buatan (AI) bukanlah hal baru untuk bidang teknologi informasi (TI) dan dampaknya masih akan terus meningkat. Saat ini, teknologi AI terus hadir dalam berbagai aplikasi baru.

Menurut analitik Pricewaterhouse Cooper (PwC), salah satu perusahaan konsultan terkemuka, pada 2030 produk AI akan berkontribusi lebih dari 15,7 triliun dolar Amerika Serikat (AS) untuk ekonomi global.

Perangkat lunak AI adalah area yang luas di mana seseorang dapat memasukkan platform AI, chatbot, machine learning, dan deep learning dengan menggunakan jaringan neuron buatan.

AI pun dapat dimasukkan ke dalam tren jangka panjang karena efisiensinya, kecepatan dan keakuratannya yang luar biasa. Teknologi AI juga cenderung tidak membuat kesalahan dibandingkan dengan manusia.

Di sisi lain, AI juga memiliki beberapa ancaman. Di antaranya, implementasi biaya yang besar, dan kebergantungan terhadap mesin yang akan semakin tinggi di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement