Selasa 15 Dec 2020 15:52 WIB

Pandemi Percepat Transformasi Digital

Pandemi mempengaruhi transformasi digital dari sisi permintaan maupun pelanggan.

ecommerce
ecommerce

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi COVID-19 mempercepat transformasi digital, baik di sisi permintaan maupun pelanggan (customer). Hal ini terungkap dalam diskusi 'Macro View: Ekonomi Digital Pascapandemi' Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Selasa (15/12).

Diskusi dipandu Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y Benyamin. Diskusi menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementarian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudi Salahuddin, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dan Executive Vice President Digital Center of Excellence Bank Rakyat Indonesia Kasmar Situmorang.

Baca Juga

Transformasi digital

Executive Vice President Digital Center of Excellence Bank Rakyat Indonesia Kasmar Situmorang mengatakan BRI telah menyiapkan transformasi sejak 2017. Menurut dia, ini adalah salah satu faktor yang menyelamatkan BRI di masa pandemi.

Dengan transformasi, kata dia, membuat BRI bertahan di era pandemi dengan digilitalisasi. Dia mengatakan digitilisasi BRI dilakukan mulai dari kantor pusat hingga cabang di seluruh Indonesia. Dengan digitalisasi, BRI tidak melakukan PHK, hanya realokasi.

“Kita merealokasikan beberapa pekerja untuk menjadi agen pendamping BRI link, sehingga bisa menggunakan cash in cash out dan pembayaran lainnya,” kata Kaspar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan pandemi mempercepat transformasi digital, baik di sisi deman (permintaan) maupun customer (pelanggan).  Kemunculan fintech sesuatu yang positif, dan sudah ada respon di perbankan. Tapi pandemi telah mempercepat transformasi di sektor keuangan.

“Transformasi di sektor keuangan bukan sesuatu yang mudah. Membuat sebuah bank baru lebih mudah dibandingkan membuat platform,” katanya.

Akselerasi ekonomi

Tahun 2020, meski masyarakat mengalami kesulitan, digital banking tetap bertahan. Hal ini menjadi pelajaran penting bahwa masyarakat sudah berubah.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementarian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudi Salahuddin mengatakan pandemi merupakan momentum untuk akselerasi ekonomi digital. Kondisi tersebut tercermin dari perilaku masyarakat yang sebelumnya konvensional kini beralih ke teknologi digital, seperti untuk belanja online dan lain sebagainya.

“Belanja pun yang tadinya hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersier sekarang ditujukan untuk membeli kebutuhan primer seperti makanan dan lain sebagainya,” kata Rudi.

Rudi menambahkan dampak teknologi terhadap aktivitas perdagangan tercermin dari transaksi eccomerce, dan kenaikan produk 5 hingga 10 kali. Ini suatu prestasi yang baik yang ikut mendorong kontribusi pertumbuhan ekonomi.

Menurut Rudi, yang perlu didorong dan disiasati bersama dengan membuat aplikasi-aplikasi atau ekosistem ekonomi digital yang lebih baik dan nyaman, sehingga orang lebih senang bertransaksi dengan digital.

Setiap kementerian dan lembaga memiliki kebijakan terkait ekonomi digital. Ini yang harus dijahit bersama menjadi stategi nasional ekonomi digital.

“Saat ini sedang disusun, dan mulai tahun depan bersama-sama dengan seluruh stakeholder dan mengajak AMSI untuk mengikuti pembahasan,” ujar Rudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement