Kamis 10 Dec 2020 15:28 WIB

Tak Tertutup Kemungkinan Virus Corona Menular Secara Seksual

Ada sejumlah kecil bukti yang menunjukkan keberadaan virus corona pada air mani.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Pakar kesuburan pria di Inggris menyebut, studi terkait potensi penularan virus corona secara seksual sebaiknya hanya dilihat sebagai peringatan, bukan kesimpulan.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Pakar kesuburan pria di Inggris menyebut, studi terkait potensi penularan virus corona secara seksual sebaiknya hanya dilihat sebagai peringatan, bukan kesimpulan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kemungkinan penularan Covid-19 melalui air mani tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan walau masih sedikit bukti. Para peneliti masih berusaha mengungkapnya.

Androlog University of Sheffield, Profesor Allan Pacey, telah meninjau belasan makalah ilmiah yang berfokus pada virus penyebab Covid-19 (SARS-Cov-2) dan hubungannya dengan kesuburan pria. Penelitian lainnya melibatkan sekelompok kecil pria yang dirawat di rumah sakit di China akibat Covid-19 dan dinyatakan positif memiliki SARS-COV-2 dalam air mani mereka.

Baca Juga

Sementara itu, ada penelitian kecil lain yang menunjukkan bahwa jumlah sperma pria yang terinfeksi Covid-19 menurun sementara setelah mereka didiagnosis mengidap penyakit tersebut. Tetapi, Prof Pacey mengatakan, studi seperti ini hanya sebagai peringatan dan tidak boleh dilihat sebagai kesimpulan.

"Sebab mereka mengamati sejumlah kecil pria," kata Pacey dilansir The Sun pada Kamis (10/12).

Berbicara pada konferensi virtual tentang kesuburan, genomik, dan Covid-19, yang diselenggarakan oleh Progress Educational Trust (PET), Prof Pacey mengatakan, hubungan Covid-19 dan penularan lewat sperma masuk akal. Namun, Pacey menyebut, sangat sedikit data epidemiologi pada tingkat populasi.

"Saya pikir itu adalah kelompok yang masih perlu kita cermati, karena jika laki-laki berada di ujung spektrum yang tidak subur, maka mungkin, mereka cenderung menderita kerusakan yang lebih besar daripada laki-laki yang berada dalam kisaran normal," ujar Pacey yang juga mantan ketua British Fertility Society.

Pacey menambahkan, ada sedikit bukti saat ini bahwa SARS-COV-2 ditularkan melalui air mani. Tapi, ia menilai tidak bisa sepenuhnya mengesampingkan itu.

"Jadi kita masih perlu melanjutkan studi lebih lanjut," ujar Pacey.

Pacey mengakui, meskipun sedikit bukti bahwa Sars-Cov-2 dapat dideteksi dalam air mani, ada beberapa analisis yang menunjukkan bahwa virus itu mungkin ada di testis.

"Mungkin itu tidak mengherankan karena kita tahu semua jenis virus mengurung diri di testis, sebut saja Ebola, demam berdarah, zika," ucap Pacey.

"Testis adalah situs immune privilege, yakni tempat yang membuat virus dapat bertahan di sana selama beberapa waktu tanpa menyebabkan patologi klinis apa pun pada individu," kata Pacey.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement