REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendengar nuklir, masyarakat awam akan memahami keterkaitan dengan senjata dan bahan peledak yang erat dikaitkan dengan bom. Namun, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Anhar Riza Antariksawan mengingatkan akan adanya manfaat nuklir untuk teknologi pangan.
Manfaatnya banyak. Dengan radiasi kita punya cara melihat apa yang ada di dalam tubuh kita, di mana dengan kasat mata tidak bisa. "Rontgen thorax itu menggunakan nuklir, pakai radiasi," kata Anhar.
Pada bidang pangan, Anhar mengatakan teknologi nuklir bisa membuat produk pangan ekspor lebih tahan lama. Dengan demikian bisa meningkatkan nilai ekonominya, tetapi produk tetap memiliki standar aman dikonsumsi.
Makanan laut banyak yang memiliki tingkat ketahanan tidak lama dibandingkan jenis makanan lainnya. Dengan radiasi maka dapat dihilangkan bakterinya sehingga makanan laut atau seafood akan lebih tahan lama.
Penerapan sistem radiasi makanan tersebut sudah banyak dan terbukti diaplikasikan oleh banyak perusahaan makanan di industri pengolahan. Anhar mengatakan peran teknologi nuklir seperti disebut di atas adalah sedikit contoh manfaat bagi aspek pangan dan kesehatan. Masih banyak manfaat lain.
Hal nyata dirasakan langsung oleh petani milenial asal Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Eksan Hartanto. Ia memahmi langsung bahwa jenis padi legendaris “Rojo Lele” ternyata bisa dibangkitkan kembali bibitnya melalui sistem iradiasi pangan.
Pendiri Sanggar Rojo Lele tersebut mengaku ingin menanam kembali padi jenis Rojo Lele di area persawahan di kampungnya. Namun, benih yang berkualitas sulit di dapat pada awalnya. Berkat adanya penelitian bertahun-tahun dari BATAN, bibit Rojo Lele berkualitas kembali dilahirkan dengan varietas turunan yang lebih bagus.