Jumat 27 Nov 2020 00:42 WIB

20 Tahun Hilang, Buku Ikonik Charles Darwin Belum Ditemukan

Perpustakaan Universitas Cambridge melaporkan dua pencurian buku Charles Darwin.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Charles Darwin
Foto: .
Charles Darwin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kurator Perpustakaan Universitas Cambridge menduga, dua buku  catatan yang ditulis oleh naturalis Inggris terkenal Charles Darwin pada tahun 1837 kemungkinan dicuri. Informasi yang disebar pada Selasa (24/11) itu, dikeluarkan ketika dua buku itu diketahui telah hilang selama bertahun-tahun.

Berdasarkan kisaran, dua buku catatan itu diperkirakan bernilai jutaan dolar Amerika. Di antara catatan yang hilang termasuk sketsa Pohon Kehidupan Darwin yang terkenal dan digunakan ilmuwan abad ke-19 untuk mengilustrasikan gagasan awal tentang evolusi. Pejabat di Perpustakaan Universitas Cambridge mengatakan kedua buku catatan itu telah hilang sejak 2001, dan sekarang diperkirakan telah dicuri.

Baca Juga

“Saya patah hati karena lokasi buku catatan Darwin ini, termasuk gambar ikon 'Pohon Kehidupan' milik Darwin, saat ini tidak diketahui, tetapi kami bertekad untuk melakukan segala kemungkinan untuk menemukan apa yang terjadi dan tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat selama proses ini,” Jessica Gardner, pustakawan universitas dan direktur layanan perpustakaan Universitas Cambridge, mengutip NBC Kamis (26/11).

Menurut informasi, naskah tersebut, yang dikenal sebagai Buku Catatan Transmutasi, ditulis oleh Darwin setelah dia kembali dari mengelilingi dunia dengan HMS Beagle. Misi survei itu dilakukan antara tahun 1831 dan 1836, dan membentuk pandangan ilmuwan tentang klasifikasi spesies, seleksi alam, dan evolusi.

Karya penting Darwin, On the Origin of Species, diterbitkan lebih dari dua dekade setelah dia menuliskan sketsa ikonik Pohon Kehidupan di salah satu buku catatan yang hilang.

Naskah yang hilang awalnya dianggap salah lokasi di arsip besar universitas. Maklum saja, perpusatakaan ini menampung sekitar 10 juta buku, peta, dan objek lainnya. Tetapi pencarian menyeluruh yang dimulai pada awal tahun 2020 gagal menemukan buku catatan dan sekarang dilaporkan dicuri.

Pejabat Universitas Cambridge mengatakan, penyelidikan polisi sedang dilakukan dan buku catatan telah ditambahkan ke database Interpol tentang karya seni yang dicuri. Perpustakaan juga meminta bantuan publik untuk informasi tentang buku catatan yang hilang.

“Seseorang, di suatu tempat, mungkin memiliki pengetahuan atau wawasan yang dapat membantu kami mengembalikan buku catatan ini ke tempatnya yang semestinya di jantung warisan budaya dan ilmiah Inggris,” kata Gardner.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement