Kamis 26 Nov 2020 17:33 WIB

Ilmuwan Ungkap Rahasia Pelindung Tubuh Semut Pemotong Daun

Semut pemotong daun memiliki kristal kalsit yang kaya magnesium.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Semut pemotong daun
Foto: ilf science
Semut pemotong daun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Ilmuwan menemukan pelindung tubuh biomineral yang ada pada semut pemotong daun (Acromyrmex echinatior). Dengan pelindung itu, semut tersebut tidak terkena penyakit jamur. Ini merupakan penemuan pertama pada spesies serangga yaitu semut.

Pada kerangka luar semut ini terdapat kristal kalsit yang kaya magnesium. Hal ini tidak hanya membantu menangkis serangan dari spesies semut lain yang lebih besar tetapi juga melindungi semut pemotong daun dari penyakit jamur.

Baca Juga

Serangkaian percobaan juga menunjukkan bahwa semut dengan kerangka luar biomineral memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk terinfeksi jamur penyebab penyakit, Metarhizium anisopliae yang menimbulkan infeksi dengan masuk ke dalam kerangka luar serangga.

Jenis pelindung seperti ini diketahui ada pada krustasea, seperti kerangka luar lobster yang keras. Namun, pelindung ini belum pernah terlihat sebelumnya pada serangga. Ini adalah pertama kalinya ilmuwan menemukan pelindung pada serangga.

Tim mengetahui bahwa kerangka luar semut ini terbuat dari kalsium karbonat yang kaya akan magnesium. Komponen magnesium ini diduga merupakan rahasia ketangguhan pelindung tubuh.  

Di luar pelindung tubuh mereka, semut pemotong daun adalah makhluk yang menakjubkan. Mereka adalah contoh yang relatif langka dari semut pembudidaya jamur yang secara aktif membudidayakan jamur seperti cara manusia bercocok tanam. Uniknya, jamur yang dibudidayakan oleh semut itu tidak pernah ditemukan di alam liar.

Penemuan ini didokumentasikan di Nature Communications. Dalam studi baru, para peneliti dari University of Wisconsin-Madison menggambarkan bagaimana semut pekerja dengan exoskeletons biomineral lebih mungkin melindungi hewan itu. Tampaknya pelindung tubuh biomineral berkembang saat semut dewasa dan akhirnya menutupi seluruh tubuh, menambah tingkat perlindungan ekstra untuk kerangka luarnya.

Semut diperkirakan mengembangkan kemampuan ini sekitar 20 hingga 30 juta tahun lalu. Yang cukup mengesankan, mengingat manusia hanya mengembangkan pertanian sekitar 10.000-12.000 tahun yang lalu. Artinya, semut mungkin 'bercocok tanam' lebih dulu dibandingkan manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement