Selasa 17 Nov 2020 08:33 WIB

ISED Dorong Terwujudnya Keamanan Transaksi Digital

Keamanan data masih menjadi ancaman utama yang memprihatinkan

Infografis Jaga Keamanan Jejak Digital
Foto: republika.co.id
Infografis Jaga Keamanan Jejak Digital

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 berdampak pada peningkatan pemanfaatan teknologi digital seperti aplikasi meeting, edukasi, dan media sosial lainnya hingga mencapai 90 persen dari pengguna sebelumnya. 

Founder Institute of Social Economic Digital (ISED), Prof Sri Adiningsih, mengatakan ekonomi digital makin berkembang dan akan semakin merata di seluruh Indonesia dan tumbuh hingga di kota kecil, daerah dan perdesaan, dan masih akan berkembang dengan pesat.

"Perkembangan teknologi yang begitu cepat, mengubah pola masyarakat dalam mencari informasi dan tambahan keahlian. Sayangnya, keamanan data masih menjadi momok utama yang memprihatinkan," kata Prof Sri Adiningsih, Selasa (17/11).

Menurut Sri Adiningsih, hasil survei yang dilakukan ISED menunjukkan bahwa 30 persen data pribadi pernah disalahgunakan, namun di sisi lain hampir setengah (48 persen) masyarakat tidak mempercayai memberikan data pribadi kepada media online dan aplikasi.

Adiningsih menjelaskan, di Indonesia pandemi telah meningkatkan 37 persen pengguna baru, mayoritas 56 persen dari daerah atau perdesaan (non metro). 

"Oleh karena itu, infrastruktur yang lebih merata dan berkualitas dan keamanan digital menjadi isu penting, agar perkembangan ekonomi digital memberikan manfaat yang lebih merata di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Adiningsih menjelaskan, hasil survei juga menunjukkan 93 persen responden akan tetap mengggunakan digital pasca pandemi. Selain itu, lanjut dia, E-commerce, transportasi dan makanan pada 5 tahun ke depan masih akan tumbuh di atas 20 persen rata-rata per tahun. 

"Demikian juga, di masa pandemi perkembangan fintech, terutama digital payment meningkat," katanya. 

Sementara, Direktur Eksekutif ISED Julie Trisnadewani dia menambahkan, untuk mendorong teruwujudnya keamanan transaksi digital ISED menggelar acara Ngobral (Ngobrol Digital) selama tiga hari, mulai Selasa (17/11) hingga Kamis (19/11).

Acara yang sekaligus memeringati setahun berdirinya ISED ini akan diikuti Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, Ketua OJK Wimboh Santoso, founder ISED Prof Sri Adingsih, Dirjen APTIKA Kominfo Semuel A Pangarepan, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Arief Setiyawan, dan para pakar, akademisi, hingga pelaku sosial ekonomi dan digital sebagai bentuk partisipasi dan kontribusi dalam mendukung kemajuan proses transformasi digital di Indonesia.

"Acara ini mengambil tema  Pemerataan Digitalisasi dan Perubahan Perilaku, Pemanfaatan Fintech dan E-Commerce yang Aman, serta Melindungi Jejak Digital & Mengamankan Data Pribadi. Acara diselenggarakan gratis dan terbuka untuk umum," ujar Julie.

Dia menjelaskan, selama setahun berdiri, ISED telah melakukan berbagai pelatihan dan edukasi di bidang sosial, ekonomi dan digital sebagai wujud mendukung transformasi digital di Indonesia. ISED juga telah mengadakan pelatihan atau workshop startup dan bisnis digital (digital marketing) terutama untuk pelaku bisnis UMKM. 

ISED, kata dia, juga telah berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan membantu para tenaga pendidikan dari berbagai pelosok daerah dan perbatasan untuk memaksimalkan pemanfaatan media digital dalam proses belajar mengajar selama situasi pandemi. "Selama setahun kami juga telah melakukan empat survei, tiga whitepaper dan satu workshop," kata Julie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement