Senin 16 Nov 2020 13:29 WIB

Microsoft Sebut Peretas Rusia-Korut Serang Pembuat Vaksin

Serangan siber ditujukan kepada 7 perusahaan pembuat vaksin.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microsoft dalam postingan blog baru mengatakan serangan dunia maya yang berasal dari Korea Utara (Korut)  dan Rusia menargetkan perusahaan yang melakukan penelitian untuk vaksin dan perawatan Covid-19. Perusahaan itu mengatakan serangan tersebut ditujukan pada tujuh perusahaan dan peneliti farmasi terkemuka di Amerika Serikat (AS), Kanada, Prancis, India dan Korea Selatan.

“Di antara target tersebut, mayoritas adalah pembuat vaksin yang memiliki vaksin Covid-19 dalam berbagai tahap uji klinis,” menurut unggahan blog oleh Tom Burt, wakil presiden perusahaan Microsoft untuk keamanan dan kepercayaan pelanggan.

Baca Juga

Microsoft tidak menyebutkan nama perusahaan atau memberikan detail tentang informasi apa yang mungkin telah dicuri atau disusupi. Namun, mengatakan telah memberitahu organisasi dan menawarkan bantuan jika serangan berhasil.

Menurut Microsoft, mayoritas serangan diblokir oleh perlindungan keamanannya. Peretas menggunakan berbagai metode untuk melakukan serangan, menurut unggahan blog tersebut.

Peretas berupaya login brute force untuk mencuri kredensial login, serta serangan spear-phishing di mana peretas menyamar sebagai perekrut yang mencari kandidat pekerjaan dan sebagai perwakilan WHO.

“Sangat mengganggu bahwa tantangan ini sekarang telah bergabung karena serangan siber digunakan untuk mengganggu organisasi perawatan kesehatan yang memerangi pandemi,” tulis Burt, dilansir dari The Verge, Senin (16/11).

“Kami pikir serangan ini tidak masuk akal dan harus dikutuk oleh semua masyarakat yang beradab” ujarnya lagi.

Kasus virus corona baru sedang meningkat di seluruh AS dan bagian lain dunia, tetapi ada beberapa tanda yang menjanjikan dalam pengembangan vaksin. Pfizer dan BioNtech mengumumkan vaksin mereka 90 persen efektif mencegah gejala Covid-19 dalam uji klinis.

Data awal itu belum diperiksa oleh peneliti independen, tetapi para ahli menyebut itu “sangat menggembirakan”. Calon vaksin dari Moderna diharapkan segera merilis data awal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement