Rabu 11 Nov 2020 12:40 WIB

Ilmuwan Temukan Cara Menambang di Bulan dan Mars

Ilmuwan menggunakan bakteri untuk berusaha menambang di Bulan dan Mars.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi bulan.
Foto: dok. Republika
Ilustrasi bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan Inggris telah menunjukkan bagaimana astronaut di Bulan atau Mars suatu hari nanti dapat menambang logam penting menggunakan bakteri.

Dalam percobaan pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), mikroba mencerna batuan untuk melepaskan unsur tanah jarang (REE). Unsur tanah jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik. REE dimasukkan ke dalam elektronik dan khususnya logam campuran.

Baca Juga

Para peneliti menuliskan di jurnal Nature Communications bahwa penambangan hayati dapat membantu membuat eksplorasi ruang angkasa di masa depan menjadi lebih berkelanjutan.

Saat ini, semua yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di dunia lain harus dibawa dari Bumi. Astronaut harus membawa mulai dari udara yang akan dihirup oleh astronaut ke bahan apa pun yang mungkin mereka perlukan untuk perbaikan.

Mengangkut semua massa itu membutuhkan banyak energi dan mahal. Maka dari itu, sekarang ada peningkatan fokus untuk mencoba menemukan cara untuk menggunakan sumber daya yang sudah ada.

"Di mana pun Anda berada di luar angkasa, apakah Anda membangun pemukiman di asteroid, Bulan atau Mars, Anda akan membutuhkan unsur untuk membangun peradaban Anda," kata Profesor Charles Cockell dari Pusat Astrobiologi Inggris di Universitas Edinburgh, dilansir di BBC, Rabu (11/11).

"Apa yang ditunjukkan oleh percobaan BioRock kami adalah bahwa penambangan hayati hanyalah satu cara di mana kami dapat mengekstraksi unsur-unsur berguna dari bebatuan untuk mendukung keberadaan manusia dalam jangka panjang di luar Bumi," tambahnya.

Tim Prof Cockell telah mengembangkan reaktor biologi kecil. Ini pada dasarnya adalah kotak-kotak kecil yang berisi batuan basal dan komunitas mikroba yang diketahui dapat melarutkan logam dari mineral.

Reaktor dikirim ke ISS dan ditempatkan di mesin pemisah di mana mereka diputar dengan kecepatan berbeda untuk mensimulasikan gravitasi di Bumi dan Mars. Kotak ketiga diizinkan untuk mengalami lingkungan gravitasi nol yang mengambang bebas penuh di laboratorium yang mengorbit.

Tim ingin mengetahui apakah mikro-organisme yang biasanya mengeluarkan unsur tanah jarang dari batuan di tanah juga akan melakukan hal yang sama di luar angkasa.

Gravitasi yang berkurang dapat membuat mikroba stres, membuat mereka berperilaku berbeda. Untuk dua spesies bakteri dalam percobaan BioRock, kesiapan mereka untuk menghilangkan logam jauh berkurang.

Tetapi untuk organisme yang disebut Sphingomonas desiccabilis, ia tidak terpengaruh. Bakteri ini bisa menarik banyak unsur tanah jarang termasuk neodymium, cerium, dan lantanum.

Menurutnya, ini benar-benar eksperimen penambangan pertama di luar angkasa. Sekitar 20 persen tembaga dan emas dunia saat ini diekstraksi dengan bantuan proses mikroba.

Ada banyak pembicaraan dalam beberapa tahun terakhir tentang penambangan planet dan asteroid untuk bahan mentah yang kemudian dapat dibawa kembali ke Bumi.

Prof Cockell belum bisa melihat kasus ekonomi untuk ini, masih akan lebih murah untuk mencari dan mengekstrak bijih di Bumi. Tetapi ia yakin argumen untuk pemanfaatan sumber daya in-situ di dunia lain sangat menarik.

NASA sedang mengupayakan cara untuk meningkatkan efisiensi dari hasil penelitian ini. BioRock di ISS akan segera diikuti oleh BioAsteroid, yakni pengulangan eksperimen reaktor tetapi dengan material asteroid yang dihancurkan, bukan blok batuan vulkanik Islandia yang digunakan dalam studi pertama.

Prof Cockell mengatakan dia juga mengharapkan para ilmuwan di beberapa titik untuk melihat bagaimana bakteri penambang dapat direkayasa untuk meningkatkan produktivitas produk yang bermanfaat. BioRock menerima dana dari Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement